1
1

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12% Didorong oleh Faktor Musiman, Manufaktur Jadi Tantangan

Jumlah angkatan kerja di Indonesia semakin meningkat. | Foto: setkab.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Di tengah pesimisme publik terhadap kondisi ekonomi nasional, capaian ini menjadi kabar positif yang membalik prediksi sejumlah pengamat dan lembaga ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 mencapai 5,12% (year-on-year) dengan PDB atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.947 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan triwulan I/2025 yang tumbuh 4,87% dan juga lebih baik dari triwulan II/2024 yang tumbuh sebesar 5,05%.

Wakil Rektor Universitas Paramadina  Handi Risza menilai bahwa faktor musiman turut menjadi pendorong utama pertumbuhan kali ini, terutama melalui konsumsi rumah tangga.

“Pertumbuhan ekonomi nasional mampu membalik ramalan sejumlah pengamat dan lembaga,” ujar Handi dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 6 Agustus 2025.

|Baca juga: Ketua Komisi XI Usul Ekspor Emas Dilarang untuk Perkuat Cadangan Ekonomi RI

Ia menjelaskan, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 54,25% atau 2,64% terhadap total pertumbuhan. Sementara investasi melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memberikan kontribusi sebesar 27,83% atau 2,06% terhadap pertumbuhan.

“Dengan demikian, 82,08% PDB kuartal II berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB. Hal ini didorong peningkatan kebutuhan rumah tangga dan mobilitas serta permintaan barang modal meningkat,” lanjutnya.

Dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan, yaitu sebesar 1,13%, diikuti oleh perdagangan (0,70%), informasi dan komunikasi (0,53%), serta konstruksi (0,47%).

|Baca juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,12% Yoy di Triwulan II/2025

Handi juga menekankan peran penting momentum musiman dalam mendorong belanja masyarakat. Menurutnya, meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode ini tidak bisa dilepaskan dari banyaknya hari libur nasional dan keagamaan.

“Membaiknya pertumbuhan ekonomi triwulan II/2025, tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya komponen pendorong konsumsi rumah tangga, kebutuhan primer dan mobilitas rumah tangga ke tempat wisata, serta meningkatnya kebutuhan makanan dan minuman,” jelasnya.

Momentum seperti Idul Fitri, Waisak, Isa Almasih, hingga Idul Adha disebut telah memicu peningkatan pengeluaran rumah tangga yang signifikan selama periode tersebut.

|Baca juga: Indef Ajak Banyak Pihak Soroti Keberadaan Bullion Bank di Indonesia

Namun demikian, Handi juga mencatat bahwa sektor manufaktur nasional masih menghadapi tantangan serius. Berdasarkan data S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2025 tercatat 49,2, masih berada di zona kontraksi dan menandakan bahwa sektor industri belum sepenuhnya pulih.

PMI Indonesia sebelumnya tercatat berada di angka 46,7 pada April, 47,4 pada Mei, dan 46,9 pada Juni 2025. Meskipun angka pada Juli menunjukkan sedikit perbaikan, posisi yang masih berada di bawah 50,0 menandakan adanya tekanan yang berkelanjutan terhadap aktivitas produksi dan permintaan.

Handi menegaskan bahwa membaiknya perekonomian nasional seharusnya tidak hanya bergantung pada konsumsi yang bersifat musiman.

“Kita berharap tentunya membaiknya kinerja perekonomian triwulan II/2025 berbasis pada kinerja ekonomi seperti investasi, ekspor dan dari sisi lapangan kerja membaiknya sektor industri. Jadi bukan hanya karena ditopang oleh sektor konsumsi karena adanya siklus musiman seperti libur dan hari besar keagamaan semata,” pungkasnya.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Danantara Larang BUMN Ganti Direksi Tanpa Evaluasi, Begini Kata Bos OJK!
Next Post Ma’ruf Amin Sebut Indonesia Bakal Punya UU Khusus Ekonomi Syariah, Meluncur di Agustus?

Member Login

or