Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja positif PT Pupuk Indonesia (Persero) tahun anggaran 2023 berhasil menjadikan BUMN yang bergerak di industri pupuk dan petrokimia ini masuk dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 tahun 2024.
Daftar ini dirilis oleh perusahaan media global multi-platform terpercaya, Fortune, yang memberikan peringkat berdasarkan nilai pendapatan perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara (ASEAN). Pada tahun 2023, Pupuk Indonesia berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp79,2 triliun dan masuk sebagai peringkat 71 dalam daftar tersebut.
Prestasi ini tentu tidak lepas dari konsistensi perusahaan dalam menjalankan mandat sebagai penopang ketahanan pangan nasional. Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian Pupuk Indonesia yang tahun ini masuk dalam daftar Fortune Southeast Asia 500. Hal ini tentu karena hasil dari kerja keras seluruh insan Pupuk Indonesia Grup.
|Baca juga: Pupuk Indonesia Utilitas Diganjar Peringkat idAA- oleh Pefindo
Menurut dia, Pupuk Indonesia selalu berupaya memanfaatkan setiap momentum pertumbuhan dan tantangan menjadi peluang untuk mengokohkan posisi kami sebagai pilar utama dalam membangun kemandirian pertanian berkelanjutan. “Kami berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi yang telah kami bangun, menghadapi setiap tantangan dengan semangat untuk terus tumbuh dan berkembang. Kami akan terus menggenjot produksi agar dapat tetap mendukung ketahanan pangan nasional dan merespons pasar global,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 24 Juni 2024.
Masuk dalam peringkat 500 besar perusahaan ASEAN menunjukkan kapasitas Pupuk Indonesia sebagai industri strategis di tingkat regional dan global. Karena pemeringkatan ini mencakup perusahaan dari tujuh negara di ASEAN: Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja.
Indonesia mendominasi dengan 110 perusahaan. Thailand mengikuti dengan 107 perusahaan. Malaysia, dengan 89 perusahaan dalam daftar, mengungguli Singapura yang memiliki 84 perusahaan. Vietnam memiliki 70 perusahaan dalam daftar ini, Filipina dengan 38 perusahaan, dan Kamboja dengan dua perusahaan.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News