Media Asuransi, JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berhasil mencatatkan kinerja produksi yang positif pada paruh pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2025, total produksi yang telah direalisasikan Pupuk Kaltim mencapai 3.508.761 juta ton atau setara 54,5 persen dari target tahun ini.
Direktur Operasi Pupuk Kaltim, F. Purwanto, menyampaikan bahwa pencapaian ini menunjukkan komitmen Pupuk Kaltim dalam menjaga kinerja produksinya guna memastikan ketersediaan pupuk bagi petani serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Pencapaian produksi hingga pertengahan tahun ini menunjukkan keseriusan kami di Pupuk Kaltim dalam menjaga kesinambungan pasokan pupuk bagi petani. Kami terus memastikan ketersediaan stok agar kebutuhan sektor pertanian dapat dipenuhi secara optimal sebagai bentuk kontribusi nyata perusahaan dalam menopang ketahanan pangan nasional,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 14 Juli 2025.
|Baca juga: Pupuk Kaltim Targetkan 100.000 Hektare Lahan Gabung Program MAKMUR
Purwanto menjelaskan bahwa hingga 30 Juni 2025, Pupuk Kaltim telah berhasil memproduksi urea sebanyak 1.865.517 ton dan NPK sebanyak 149.882 ton. Sementara itu, untuk produk non-pupuk, produksi amonia tercatat sebanyak 1.493.362 ton.
Dengan pencapaian produksi yang sudah melebihi 50 persen hingga semester pertama ini, Pupuk Kaltim optimistis mampu memenuhi target produksi tahun 2025 sebesar 6,43 juta ton, yang terdiri dari 3,43 juta ton urea, 2,71 ton amonia, dan 285 ribu ton NPK. Optimisme tersebut didukung oleh kapasitas produksi urea yang mencapai 3,43 juta ton per tahun, kapasitas produksi amonia 2,74 juta ton per tahun, serta kapasitas produksi NPK yang sebanyak 300 ribu ton per tahun.
Purwanto menambahkan, Pupuk Kaltim akan terus meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong efisiensi produksi melalui sejumlah proyek strategis. Salah satu proyek strategis yang tengah berlangsung adalah peremajaan (revamping) Pabrik Amonia PKT-2, yang ditargetkan selesai pada tahun 2025.
|Baca juga: Pupuk Indonesia Teken Dua MoU Strategis untuk Jamin Bahan Baku dan Percepat Transisi Energi di Industri
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi energi secara signifikan. Selain itu, proyek ini juga diproyeksikan mampu menurunkan emisi karbon hingga 110 ribu ton pada tahun 2030.
Pupuk Kaltim juga tengah membangun pabrik baru di Fakfak, Papua Barat, yang akan menambah kapasitas produksi pupuk urea sebanyak 1,15 juta ton per tahun dan amonia 825 ribu ton per tahun. Purwanto meyakini proyek-proyek strategis ini akan memperkuat peran perusahaan dalam menjaga ketahanan pangan nasional, sekaligus meningkatkan daya saing Pupuk Kaltim di tingkat global.
|Baca juga: Pupuk Indonesia Berada di Peringkat 69 Fortune Southeast Asia 500
“Melalui pembangunan sejumlah proyek strategis, termasuk pabrik baru di Fakfak, kami berupaya meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Pupuk Kaltim untuk menopang ketahanan pangan nasional, mendorong efisiensi operasional, dan meningkatkan daya saing perusahaan,” ucapnya.
Selain itu, Pupuk Kaltim mencatat kinerja penyaluran pupuk subsidi yang positif ke seluruh wilayah tanggung jawabnya. Hingga semester I/2025, total pupuk subsidi yang berhasil disalurkan sebanyak 500.484 ton, terdiri dari 349.029 ton urea, 124.410 ton NPK, dan 27.045 ton NPK formula khusus.
Untuk memastikan distribusi yang efisien dan efektif, Pupuk Kaltim memanfaatkan aplikasi i-Pubers yang memungkinkan penebusan pupuk subsidi hanya menggunakan KTP. Solusi ini mempermudah petani sekaligus menjamin akurasi penyaluran. Pengawasan distribusi turut diperkuat melalui koordinasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, guna menjamin kelancaran dan ketepatan penyaluran di lapangan.
“Realisasi ini mencerminkan komitmen Pupuk Kaltim dalam menjalankan mandat pemerintah terkait penyaluran pupuk subsidi guna menunjang produktivitas pertanian nasional dan memperkuat ketahanan pangan,” kata Purwanto.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News