1
1

Sektor Manufaktur ASEAN Tumbuh Moderat di Akhir 2024

Seorang pekerja sedang melakukan aktivitas produksi di sebuah pabrik. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Data PMI dari S&P Global terkini menunjukkan bahwa sektor manufaktur ASEAN mengakhiri tahun 2024 dengan pertumbuhan tingkat sedang. Ekspansi output dan permintaan baru berkelanjutan.

Selain itu, aktivitas pembelian naik untuk mendukung kenaikan kebutuhan bisnis. Sisi baiknya, tekanan inflasi berkurang pada bulan Desember.

Purchasing Managers’ Index™ (PMI®) Manufaktur ASEAN dari S&P Global mencatat ekspansi pada setiap bulannya sejak bulan Januari. Dengan pada bulan Desember tercatat di angka 50,7, sedikit turun dari 50,8 pada bulan November, menunjukkan perbaikan tingkat sedang di sektor ini. Pertumbuhan rata-rata pada tahun 2024 di angka 51,0.

Komponen pendukung indeks PMI menunjukkan kenaikan berkelanjutan dalam dua dari lima segmen utama yaitu permintaan baru dan output. Permintaan baru bertumbuh selama sepuluh bulan berturut-turut, sedangkan output naik menunjukkan peningkatan tingkat sedang yang merupakan terkuat pada triwulan ini.

|Baca juga: Menko Perekonomian: Inflasi Terkendali dan PMI Manufaktur Kembali Ekspansif di Akhir Tahun 2024

Namun, bisnis ekspor baru masih menurun, dengan penurunan bulan Desember memperpanjang periode penurunan saat ini ke 31 bulan. Namun demikian, kenaikan berkelanjutan permintaan baru secara keseluruhan didukung oleh kenaikan output yang secara historis kuat. Tingkat pertumbuhan secara umum konsisten dengan yang terjadi pada bulan November.

Perusahaan manufaktur ASEAN meningkatkan aktivitas pembelian selama dua bulan berturut-turut pada bulan Desember. Tingkat pertumbuhan merupakan yang tercepat sejak bulan Agustus. Namun demikian, inventaris pra produksi turun selama enam bulan berturut-turut menunjukkan bahwa input langsung digunakan untuk produksi.

Terlebih lagi, perusahaan juga mengurangi persediaan barang jadi, karena stok inventaris pasca produksi dikurangi selama dua puluh bulan berturut-turut pada bulan Desember dengan kecepatan yang solid.

|Baca juga: Kondisi Manufaktur Indonesia Membaik di Akhir Tahun 2024

Tingkat susunan staf dikurangi meski pada kisaran marginal selama dua bulan berturut-turut pada bulan Desember tekanan kapasitas naik, karena penumpukan pekerjaan naik selama sepuluh bulan berturut-turut. Bulan Desember menandai penurunan tekanan harga. Inflasi harga input dan biaya output menurun dari posisi tinggi bulan November.

Terakhir, perusahaan manufaktur di seluruh wilayah ASEAN menyatakan optimisme akan tahun mendatang pada bulan Desember. Namun demikian, tingkat kepercayaan diri turun ke posisi terendah dalam delapan bulan dan masih di bawah rata-rata survei jangka panjang.

Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom di S&P Global Market Intelligence mengatakan sektor manufaktur ASEAN mengalami kenaikan tingkat sedang pada akhir tahun dengan indeks headline stabil pada bulan Desember. “Tren permintaan membaik, mendukung pertumbuhan produksi dan aktivitas pembelian. Yang lebih positif, tekanan harga berkurang, berbeda dengan bulan sebelumnya yang intensif,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 3 Januari 2025.

Meski kebutuhan bisnis naik, jelasnya, tetapi lapangan kerja turun selama dua bulan berturut-turut. Terlebih lagi, meski perkiraan output 2025 bertahan positif, namun akan berkurang sedikit. “Pertumbuhan permintaan baru tergolong rendah dan sangat bergantung pada permintaan domestik, sementara permintaan internasional yang lemah masih menghambat pertumbuhan.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Amatri Resources (Adaro Energy) Gunakan Kurs Rp16.157, Segini Nilai Dividen Interimnya
Next Post Harga Gabah di Tingkat Petani Naik 0,87%

Member Login

or