1
1

Survei Bank Indonesia: Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat

Pedagang beras di Pasar Kebayoran Lama melayani pembeli. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Hasil Survei Penjualan Eceran November 2025 yang dilakukan Bank Indonesia (BI), menunjukkan kinerja penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan meningkat.

Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 5,9 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 4,3 persen yoy.

Direktur Eksekutif​ Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan mayoritas kelompok, terutama Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.

|Baca juga:Bank Indonesia Menilai Inflasi November 2025 Tetap Terjaga​ di Kisaran Sasaran

Secara bulanan, penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 1,1 persen month to month (mtm) didorong oleh kinerja penjualan mayoritas kelompok seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Pada Oktober 2025, IPR secara tahunan tumbuh sebesar 4,3 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen yoy. “Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi  serta Makanan, Minuman, dan Tembakau,” kata Ramdan dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 16 Desember 2025.

|Baca juga: BI Catat Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$S432,9 Miliar di Oktober 2025

Ditambahkan, secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 0,6 persen mtm yang juga dipengaruhi oleh permintaan masyarakat menjelang persiapan HBKN Natal didukung oleh kelancaran distribusi.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan yang akan datang, yaitu Januari 2026 diprakirakan meningkat, sementara pada enam bulan yang akan datang, yaitu April 2026 diprakirakan menurun.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 H.

Sementara itu, IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Mandiri (BMRI) Catat Kredit Tumbuh 13,1% Jadi Rp1.452 Triliun hingga November 2025
Next Post Manulife Syariah Perkuat Fondasi, Tata Kelola, hingga Produk di 1 Tahun Usai Spin-Off

Member Login

or