Media Asuransi, JAKARTA – Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Januari 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2025 yang berada pada level optimis sebesar 127,2.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan bahwa tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Januari 2025 ditopang oleh Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). IEK tercatat sebesar 140,8, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 139,5.
|Baca juga: Survei Bank Indonesia: Penjualan Eceran Diprakirakan Meningkat
“IKE tetap berada pada level optimis sebesar 113,5, meski lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 116,0,” kata Ramdan dalam keterangan resmi, Selasa, 11 Februari 2025.
Lebih lanjut diajelaskan bahwa keyakinan konsumen yang tetap optimis pada Januari 2025 bersumber dari tetap kuatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Berdasarkan kategori pengeluaran responden, keyakinan konsumen pada bulan Januari 2025 tetap optimis untuk seluruh kategori, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden pengeluaran Rp4,1 juta hingga Rp5 juta (131,8), diikuti oleh pengeluaran >Rp5 juta (131,0) dan Rp2,1 juta hingga Rp3 juta (126,6).
Sedangkan berdasarkan usia, IKK juga tetap kuat pada seluruh kelompok usia, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden usia 20 tahun hingga 30 tahun (133,5), usia 31 tahun hingga 40 tahun (126,9), dan usia 51 tahun hingga 60 tahun (125,6). Secara spasial, IKK meningkat di sebagian kota yang disurvei, tertinggi di Banjarmasin (17,0 poin), diikuti oleh Medan (8,5 poin) dan Mataram (8,0 poin).
|Baca juga: Bank Indonesia: Inflasi Januari 2025 Menurun
Pada Januari 2025 persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap kuat, tecermin dari IKE sebesar. Berdasarkan komponennya, pada Januari 2025 Indeks Penghasilan Saat Ini tercatat sebesar 122,6,, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja sebesar 107,7, dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) 110,3. Secara spasial, sebagian kota mencatatkan peningkatan IKE, terbesar di Kota Banjarmasin (15,3 poin), diikuti oleh Padang (6,7 poin) dan Banten (6,7 poin).
Optimisme responden terhadap penghasilan saat ini terindikasi tetap kuat pada seluruh kelompok pengeluaran dan usia. Indeks tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran >Rp5 juta (130,5) dan kelompok usia 20 tahun hingga 30 tahun (131,9).
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan diprakirakan meningkat. Hal ini tecermin dari IEK Januari 2025 sebesar 140,8, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks 139,5 pada bulan sebelumnya.
|Baca juga: Bank Indonesia Sambut Baik Hasil Survei Penilaian Integritas 2024
Meningkatnya IEK bersumber dari ekspektasi terhadap penghasilan dan kegiatan usaha, masing-masing dari 143,3 dan 137,4 pada Desember 2024 menjadi sebesar 144,8 dan 140,7 pada Januari 2025. Sedangkan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja pada Januari 2025 tetap berada di area optimis sebesar 137,0, meski lebih rendah dari Desember 2024 sebesar 137,6. Secara spasial, sebagian kota mencatat peningkatan IEK, terbesar di Kota Banjarmasin (18,8 poin), diikuti oleh Mataram (12,2 poin), dan Medan (11,2 poin).
Pada Januari 2025, peningkatan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan terutama terjadi pada kelompok pengeluaran Rp2,1 juta hingga Rp3 juta (141,4) dan Rp3,1 juta hingga Rp4 juta (148,1). Berdasar kelompok usia, indeks tertinggi tercatat pada kelompok responden usia 20 tahun hingga 30 tahun sebesar 147,0.
Pada Januari 2025 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat masing-masing sebesar 73,6 persen dan 15,3 persen, sedikit menurun dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 74,1 persen dan 15,5 persen. Sedangkan proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) sedikit meningkat, yaitu sebesar 11,1 persen dibandingkan Desember 2024 sebesar 10,5 persen.
Proporsi konsumsi terhadap pendapatan terindikasi menurun, terutama pada tingkat pengeluaran Rp3,1 juta hingga Rp4 juta sebesar 70,9 persen pada Januari 2025, dari sebelumnya sebesar 72,8 persen. Di sisi lain, porsi pembayaran cicilan/utang terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada seluruh tingkat pengeluaran.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News