1
1

Tak Mau Pangan Terbuang, Kemenhub Siapkan Skema Transportasi On-Call

Ilustrasi. | Foto: Transjakarta

Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan pendekatan baru dalam sistem transportasi nasional untuk memperkuat rantai pasok pangan. Lewat integrasi moda transportasi dan pemanfaatan data, pemerintah ingin memastikan distribusi pangan dari sentra produksi ke masyarakat berjalan lebih cepat, efisien, dan minim risiko keterlambatan.

Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kemenhub Risal Wasal mengatakan penguatan konektivitas menjadi kunci utama dalam mendukung swasembada pangan nasional. Menurutnya, infrastruktur transportasi harus mampu menjawab tiga aspek utama ketahanan pangan, mulai dari ketersediaan, keterjangkauan, hingga pemanfaatan pangan.

|Baca juga: Diskon Tiket Transportasi Bisa Pacu Penjualan Usaha Pariwisata

“Tugas kami adalah meningkatkan kualitas konektivitas melalui integrasi. Kami memastikan tiga aspek utama ketahanan pangan, yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan dapat terlayani oleh infrastruktur transportasi yang mumpuni,” ujar Risal dalam Webinar Nasional Hari Jalan, 19 Desember 2025.

Risal menambahkan, langkah tersebut sejalan dengan misi Asta Cita pemerintah yang menargetkan ketahanan pangan berkelanjutan melalui sistem logistik yang terintegrasi dan adaptif terhadap kebutuhan daerah.

Salah satu terobosan yang tengah disiapkan Kemenhub adalah konsep angkutan pangan berbasis kebutuhan atau on-call. Melalui pendekatan ini, pola transportasi konvensional akan diubah menjadi sistem push and pull dengan dukungan big data, sehingga armada tidak lagi terpaku pada jadwal tetap.

“Kami menyiapkan konsep on-call baik untuk moda darat, laut, maupun udara. Pergerakan armada nantinya tidak kaku mengikuti rute rutin, melainkan bisa fleksibel menjemput potensi produksi yang baru panen agar komoditas tidak busuk karena menunggu terlalu lama,” tegas Risal.

|Baca juga: Begini Cara Self Reward Versi Hemat Demi Bisa Menabung Lebih Banyak

Dalam implementasinya, sistem big data tersebut akan terhubung dengan National Logistics Ecosystem (NLE) dan Single Window. Integrasi ini memungkinkan regulator memantau permintaan secara real-time sekaligus mengarahkan operator transportasi agar pengangkutan berjalan efektif tanpa menimbulkan pemborosan biaya.

Selain penguatan sistem angkutan, Kemenhub juga mendorong pembentukan kembali “Jaringan Lintas” sebagai jalur khusus logistik pangan. Selama ini, angkutan barang masih bercampur dengan kendaraan pribadi di jalan nasional dan daerah, yang kerap memicu kemacetan dan meningkatkan risiko keselamatan.

Melalui Jaringan Lintas, pemerintah mengusulkan penyamaan standar daya dukung jalan dan jembatan dengan Muatan Sumbu Terberat (MST) minimal 10 ton. Standar ini dinilai penting karena banyak sentra pangan berada di wilayah kabupaten dengan kelas jalan yang berbeda-beda.

“Kita perlu memutuskan apakah pembangunan tetap berbasis wilayah atau beralih ke ketahanan infrastruktur. Jaringan Lintas akan memastikan daya dukung yang sama di sepanjang jalur pengumpul barang, sehingga truk pengangkut pangan bisa melintas dengan aman dan terjadwal,” pungkas Risal.

  Editor : Wahyu Widiastuti

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Neo Commerce (BBYB) Cetak Laba Rp517,2 Miliar di Oktober 2025
Next Post Pentingnya Asuransi Jiwa dan Cara Memilih Produk Sesuai Kebutuhan

Member Login

or