1
1

Tips Keuangan dari AFI: Manfaatkan Masa Produktif untuk Membangun Keamanan Finansial dan Masa Depan yang Nyaman

Sorang karyawan sedang merayakan kebahagiaan. | Foto: PFI Mega Life

Media Asuransi, JAKARTA – Di masa produktif, kita sering kali terlalu fokus pada keinginan jangka pendek tanpa memikirkan perencanaan keuangan jangka panjang. Seperti misalnya liburan ke luar negeri, hangout kekinian, hingga membeli barang branded.

Padahal, justru di usia produktif inilah waktu terbaik untuk mulai menyusun rencana keuangan agar stabilitas finansial tetap terjaga, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Perencanaan yang baik memastikan tercapainya tujuan-tujuan penting seperti dana pendidikan anak, dana pensiun yang nyaman, hingga warisan di masa depan.

Menurut survei GoodStats yang bertajuk “Perilaku Mengelola Keuangan Masyarakat 2024”, hanya 30 persen responden yang tercatat memiliki tabungan, sedangkan 70 persen sisanya saat ini sedang tidak menabung. Sebanyak 34,5 persen responden lebih suka membelanjakan langsung semua uangnya dibandingkan menyimpannya dalam tabungan.

|Baca juga: Tips Aman Bertransaksi Lewat Aplikasi dari Bank Indonesia

Fakta ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan masih rendah. Padahal tanpa perencanaan yang matang sejak dini, kelangsungan hidup di masa depan bisa terhambat.

“Kita semua ingin hidup nyaman, memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan menikmati gaya hidup yang kita impikan. Namun, kenyataannya tidak selalu semudah itu. Harga kebutuhan terus naik, biaya pendidikan semakin meningkat, dan keadaan darurat bisa datang kapan saja tanpa kita duga,” kata Chief Health Officer AXA Financial Indonesia, Yudhistira Dharmawata, dalam keterangan tertulis, Selasa, 9 Desember 2025.

Dia tambahkan, banyak orang masih berpikir bahwa menyisihkan sedikit uang setiap bulan sudah cukup. Padahal, tantangan keuangan saat ini jauh lebih kompleks. Inflasi membuat nilai uang kita terus berkurang, sementara kebutuhan hidup tidak pernah berhenti bertambah.

Untuk itu, jawaban dari tantangan tersebut adalah mulai merencanakan keuangan sejak dini. Mulailah dari langkah kecil untuk  membentuk fondasi keuangan yang kuat,” ungkap Yudhistira.

Dia mengingatkan bahwa pengelolaan dana yang bijak serta proteksi melalui asuransi, dapat membantu menjaga fondasi keuangan yang kuat melindungi keluarga dari risiko tak terduga, dan memastikan tujuan finansial jangka panjang tetap tercapai.

|Baca juga:OJK Luncurkan Buku Pedoman Literasi Keuangan Bagi Penyandang Disabilitas 

Berikut beberapa hal penting dalam perencanaan keuangan:

  1. Jaga pengeluaran harian

Bijak dalam mengatur pola konsumsi. Bukan hanya mengatur pengeluaran harian, tapi juga mulai memikirkan kesiapan keuangan di masa depan. Baik untuk diri sendiri maupun anggota keluarga lainnya seperti anak. Bisa dalam bentuk dana pensiun maupun dana pendidikan.

“Karena saat lagi produktif, pengumpulan pendapatan harus optimal supaya bisa dinikmati di masa depan,” tutur Yudhistira.

  1. Kendalikan gaya hidup

Gaya hidup tentu sangat memengaruhi besaran pengeluaran harian. Karena itu, pilah dan pilih pengeluaran gaya hidup yang akan dilakukan dan kapan. Ganti cara berpikir secara jangka panjang dan jangan FOMO (fear of missing out).

  1. Siapkan dana darurat

Sisihkan dana dari pendapatan untuk kondisi darurat. Mulai dari kondisi kesehatan, perubahan pekerjaan, hingga kebutuhan mendadak yang tak terduga. Dengan demikian, ketika kebutuhan mendadak itu muncul tidak akan mengganggu cash flow harian, apalagi kebutuhan di masa depan.

  1. Siapkan proteksi

Pelindungan finansial seperti asuransi, juga menjadi bagian penting dari perencanaan keuangan. Bukan hanya asuransi kesehatan tapi juga asuransi jiwa, yang manfaatnya dapat dinikmati saat hidup maupun ketika tiba waktunya berpulang. Dengan begitu, kesejahteraan  keluarga tetap terjaga dan rencana keuangan jangka panjang dapat terus berjalan tanpa terganggu oleh risiko yang tak terduga.

Lebih lanjut Yudhistira menjelaskan bahwa langkah mewujudkan masa depan yang aman tidak harus rumit. Bahkan sudah sepatutnya perlu disesuaikan dengan gaya hidup yang dijalani. Dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan sedini mungkin, memiliki asuransi jiwa dengan pilihan perlindungan asuransi jiwa yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan perlu menjadi prioritas.

Apakah itu terkait masa pertanggungan asuransi, besaran uang pertanggungan, bahkan ada produk asuransi yang memiliki opsi pencairan dana tunai langsung maupun pencairan dana tunai uang pertanggungan saat jatuh tempo jika tidak terjadi risiko meninggal,” tambahnya.

Yudhistira mengingatkan bahwa dengan memilih solusi perlindungan yang tepat, rencana finansial dapat berjalan sesuai tujuan. Menurutnya, salah satu pilihan yang bisa diandalkan adalah AXA Future Protector dari AXA Financial Indonesia, produk asuransi jiwa yang memberikan proteksi dan mendukung perencanaan keuangan jangka panjang.

|Baca juga: 6 Tips Ampuh Kelola Keuangan di Masa Pensiun Demi Kehidupan yang Nyaman

Produk ini memberikan manfaat dana tunai, manfaat meninggal dunia yang meningkat, fleksibilitas dalam memilih masa pertanggungan, serta pilihan pembayaran premi yang singkat.

Keunggulan lainnya adalah pilihan manfaat dana tunai, dimana nasabah dapat memilih plan dengan pencairan dana tunai langsung (lump sum) atau dalam dua tahap pencairan dan kepastian manfaat dana tunai 100 persen uang pertanggungan saat jatuh tempo atau meninggal dunia dengan tambahan manfaat meninggal dunia sehingga total manfaat mencapai 150 persen dari uang pertanggungan.

Selain itu, apabila nasabah memilih plan pencairan dana tunai dalam dua tahap, nasabah akan tetap memperoleh tambahan manfaat meninggal dunia sebesar 50 persen dari uang pertanggungan setelah pencairan dana tunai pertama, sehingga pelindungan dapat lebih optimal.

 

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Redup Usai Pecah Rekor

Member Login

or