1
1

Waduh! Ekspansi Manufaktur Indonesia Melambat pada Juli 2024

Jumlah angkatan kerja di Indonesia semakin meningkat. | Foto: setkab.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Survei perusahaan manufaktur Indonesia bulan Juli menunjukkan penurunan marginal pada kesehatan sektor produksi barang. Output dan permintaan baru turun pada tingkat sedang, sementara perusahaan memilih untuk mengurangi jumlah staf untuk ketiga kali dalam empat bulan terakhir.

Kendala pasokan tercatat sebagai faktor penghambat, meski kepercayaan diri terhadap output masa depan membaik hingga level tertinggi sejak bulan Februari. Sementara itu, inflasi harga input mereda tetapi biaya output naik pada laju lebih kuat.

Tercatat di angka 49,3 pada bulan Juli, turun dari 50,7, Purchasing Manager’s Index™ (PMI®) Manufaktur Indonesia dari S&P Global turun di bawah tanda tidak ada perubahan 50,0 menunjukkan penurunan pada kondisi pengoperasian manufaktur.

|Baca juga: Manufaktur ASEAN Alami Perbaikan yang Solid pada Juni 2024

Meski menunjukkan kontraksi marginal, ini merupakan pertama kali PMI turun ke wilayah negatif sejak bulan Agustus 2021. Penurunan PMI menggambarkan penurunan bersamaan tingkat sedang antara output dan pesanan baru. Panelis melaporkan bahwa permintaan pasar menurun dan merupakan faktor utama penyebab penjualan turun untuk pertama kali dalam satu tahun.

Penjualan ekspor baru menurun, meski pada tingkatan yang lebih rendah, walaupun hal ini sebagian menggambarkan penundaan pengiriman. Tentu, hambatan pasokan juga tercatat sebagai faktor penghambat pada kapabilitas produksi pada bulan Juli, dengan catatan penundaan pengiriman input.

Data survei terkini menunjukkan bahwa rata-rata waktu pengiriman diperpanjang untuk pertama kali dalam tiga bulan. Panelis melaporkan tantangan berkelanjutan pada rute pengiriman penting seperti melalui Laut Merah. Ada beberapa bukti bahwa meski terjadi penurunan produksi secara keseluruhan, sektor manufaktur terus menghasilkan output berlebih pada bulan Juli. Inventaris barang jadi naik solid untuk kelima kalinya dalam enam bulan terakhir.

Perusahaan mampu menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan yang sedikit turun selama dua bulan berturutturut. Produsen memilih untuk sedikit mengurangi aktivitas pembelian mereka pada bulan Juli, menandai penurunan pertama sejak bulan Agustus 2021. Volume susunan staf juga dikurangi dengan penurunan paling tajam selama hampir tiga tahun.

Ditemukan banyak laporan bahwa kontrak karyawan tidak diperbarui. Sementara itu inflasi harga input berkurang pada bulan Juli meski masih tinggi. Kenaikan umum pada harga bahan baku ditambah dengan nilai tukar yang buruk mendorong biaya inflasi pada periode survei terkini. Produsen menanggapinya dengan menaikkan biaya secara maksimal selama tiga bulan.

|Baca juga: Indonesia Sukses Pertahankan Pertumbuhan Manufaktur Ekspansif saat Ekonomi Global Melambat

Terakhir, melihat potensi dalam 12 bulan mendatang, kepercayaan diri tentang masa depan mencapai level tertinggi sejak bulan Februari. Perusahaan percaya diri volume penjualan akan membaik dan kondisi pasar akan menguat pada tahun mendatang.

Paul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence, mengatakan pasar secara umum melambat mendorong penurunan marginal pada kondisi pengoperasian selama bulan Juli, dengan permintaan baru berkurang dan produksi turun untuk pertama kali dalam dua tahun.

“Sehingga produsen lebih waspada, aktivitas pembelian sedikit dikurangi dan ketenagakerjaan menurun pada kecepatan tertinggi sejak bulan September 2021. Hambatan pasokan menambah kesulitan perusahaan, dengan rata-rata waktu pengiriman diperpanjang karena tantangan pengiriman laut berkelanjutan,” jelasnya dalam laporan, Kamis, 1 Agustus 2024.

Namun, sambung dia, ada harapan bahwa sektor akan segera kembali bertumbuh, dengan perusahaan sangat percaya diri sejak bulan Februari di tengah harapan bahwa penjualan dan kondisi pasar akan membaik pada tahun mendatang.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diprediksi Menguat, Ajaib Sarankan Beli Saham PTBA, MBMA, TINS
Next Post IHSG dan Kurs Rupiah Menguat di Perdagangan Pagi

Member Login

or