Media Asuransi, JAKARTA – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) sebagai microfinance marketplace yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro lewat layanan keuangan inklusif, mengajak generasi milenial untuk memulai berinvestasi dengan prinsip impact investing.
Impact investing atau pendanaan berdampak adalah strategi investasi yang menghasilkan keuntungan sekaligus menciptakan dampak positif untuk sosial dan lingkungan. Tren berinvestasi dengan prinsip impact investing belakangan ini juga mulai banyak dipertimbangkan oleh berbagai investor berskala global.
Beberapa investor seperti Women’s World Banking, Norfund dari Norwegia, dan Mandiri Capital, menyatakan ketertarikannya bergabung sebagai pendana di Amartha adalah karena kesamaan nilai, yakni semangat untuk menciptakan dampak lewat layanan keuangan.
|Baca juga: Jumlah Investor Pasar Modal Telah Mencapai 8,62 Juta
AVP of Marketing and PR Amartha, Rezki Warni, menjelaskan bahwa Amartha sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan, sangat mengutamakan penciptaan dampak dari layanan yang kami berikan. Amartha juga melihat potensi pasar yang sangat besar dengan membawa nilai impact investing ini. “Bagi investor, pendanaan berdampak dinilai lebih sustainable dan tetap menghasilkan return yang tidak kalah baik dengan investasi tradisional,” kata Rezki dalam keterangan resmi, Kamis, 23 Juni 2022.
Berdasar studi Angel Investor Network Indonesia (ANGIN) pada 2020 lalu, salah satu sektor yang menjanjikan impact investing adalah pada perempuan pelaku usaha mikro yang dinilai dapat memberikan kontribusi 135 miliar dolar AS (sekitar Rp1,8 kuadriliun) pada PDB tahunan.
Rezki melanjutkan bahwa pendana milenial berpeluang besar untuk menyuburkan tren impact investing di Indonesia. Dengan karakter yang melek digital serta kemampuan dan literasi keuangan yang baik, Amartha melihat dominasi generasi milenial dalam impact investing masih akan terus berkembang. Kontribusi generasi milenial ini merupakan hal yang harus kita dukung dengan teknologi. Oleh sebab itu, saat ini aplikasi Amartha sudah dilengkapi dengan fitur impact investing, karena pendana dapat mengetahui dampak apa saja yang sudah mereka ciptakan, serta memilih pendanaan berdasarkan kategori impact-nya”.
|Baca juga: Tren Digital Picu Peningkatan Jumlah Investor Ritel di Pasar Modal
Berdasarkan laporan Amartha yang bertajuk Social Accountability Report (SAR) 2019, jumlah pendana Amartha didominasi oleh generasi milenial yakni sebesar 68 persen, disusul 19 persen generasi X, dan 10 persen oleh generasi Z. Ketertarikan generasi milenial untuk mendanai di Amartha merupakan wujud kepedulian generasi milenial terhadap investasi yang berdampak.
Certified Financial Planner Anisa Aprilia memberikan beberapa tips bagi generasi milenial yang ingin memulai impact investing melalui platform microfinance marketplace. “Impact investing dapat menjadi pilihan bagi generasi milenial dalam mendiversifikasi portofolio investasinya. Untuk memastikan pendanaan dapat menciptakan dampak, maka pendana harus mencermati portofolio usaha yang akan didanai,” jelasnya.
Menurutnya, sektor UMKM perempuan, usaha rumah tangga, pertanian dan perkebunan ramah lingkungan, dapat menjadi pilihan untuk melakukan impact investing, karena berpeluang memperoleh imbal hasil dari sektor tersebut dan menciptakan dampak.
“Memilih platform lending untuk melakukan impact investing sebenarnya mudah. Pendana dapat melihat siapa investor berskala global dan nasional yang mendukung perusahaan tersebut. Kalau investor profesional saja sudah bergabung, berarti tidak ada salahnya pendana ritel juga ikut bergabung. Seperti Amartha, yang sudah terbukti didukung oleh berbagai investor karena prinsip keberlanjutan yang dijalankan. Bisa jadi pilihan milenial untuk memulai impact investing,” tutur Rezki.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News