1
1

Dua Solusi bagi Industri Ritel Tangkal Penjahat Siber

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Transformasi digital memang membuat proses bisnis menjadi lebih mudah, cepat, dan murah, tetapi dalam waktu bersamaan ada bahaya yang wajib diwaspadai, yaitu ancaman kejahatan siber.

Contohnya adalah perusahaan ritel yang cabangnya di mana-mana akan menjadi sasaran empuk para penjahat siber, baik melalui malware, ransomware, file attacks, dan lain sebagainya. Apa jadinya jika tiba-tiba sistem manajemen ritel error, tak bisa diakses, yang lebih parah lagi sampai diambil alih (di-hack) oleh pihak lain?

“Itu sangat berbahaya dan harus diwaspadai,” kata Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), dalam seminar “Optimizing Network Security and Management for Enhanced Efficiency” di Pullman Jakarta Thamrin, Selasa 21 Mei 2024, yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology bekerja sama dengan Helios Informatika Nusantara dan HPE.

Dia mengatakan, di balik sistem manajemen ritel ada hubungan antarjaringan toko yang jumlahnya tidak sedikit, ada kecepatan dan keakuratan layanan transaksi yang dibutuhkan, ada begitu banyak data (big data) yang dikelola, yang semua itu bisa berhenti, bahkan hilang begitu saja, akibat kejahatan siber.

Untuk mengantisipasi hal itu, Multipolar Technology, anak perusahaan PT Multipolar Tbk (MLPL) yang fokus membantu mengautomasi proses bisnis perusahaan, membocorkan penangkalnya. Setidaknya ada dua solusi yang mampu menangkal tindak kejahatan siber di industri ritel, yakni HPE Aruba Networking SSE dan HPE Aruba Networking Central.

Baca juga: Allianz Utama Terus Fokus Kembangkan Bisnis Ritel di Indonesia 

HPE Aruba Networking SSE, sesuai namanya, SSE, singkatan dari Secure Service Edge, adalah solusi pemantau keluar-masuk trafik dalam jaringan perusahaan secara otomatis. Berada di tepi jaringan, solusi tersebut berperan mendeteksi, memfilter, dan mengawasi keamanan trafik sedini mungkin.

Aruba SSE terdiri dari empat pilar, yaitu ZTNA (Zero Trust Network Access) yang memastikan keamanan akses ke aplikasi pada data center dan cloud, SWG (Secure Web Gateway) yang mengamankan akses ke internet dan melindungi dari malicious threat, CASB (Cloud Access Security Broker) yang mengamankan akses ke aplikasi SaaS dan melindungi dari data loss, dan DEM (Digital Experience Monitoring) yang memonitor kinerja pengguna dan melakukan troubleshoot untuk mengakses isu dari semua trafik.

Dengan penjagaan keamanan yang bersifat ZTNA dan edge-to-cloud, setiap pergerakan yang masuk ke dalam jaringan berteknologi Aruba SSE dianggap tidak ada yang bisa dipercaya, sekalipun dari internal perusahaan. Setiap kali ada permintaan akses, setiap kali itu pula proses verifikasi identitas akan dilakukan, sehingga keamanan terus terjaga.

“Konsepnya adalah memusatkan keamanan di tepi jaringan sehingga menghasilkan pengawasan yang jauh lebih ketat, respons ancaman yang lebih cepat, dan pengelolaan akses yang lebih fleksibel,” sambung Ade Wachyu, Network Group Department Head Multipolar Technology.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Nasdaq dan S&P 500 Merekah, Dolar AS Melempem
Next Post Harga Minyak Dunia Naik, Emas Global Stabil

Member Login

or