Media Asuransi, JAKARTA – Aliran modal untuk mendanai startup di Indonesia masih mengalir deras meskipun industri teknologi global diterpa isu pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada pertengahan Juni, ada investasi dari perusahaan blockchain milik pendiri Twitter.
Potensi industri digital Indonesia tampaknya masih terlalu menarik untuk dilewatkan investor di tengah pengetatan aliran modal di pasar finansial.
Baca juga: Pefindo Tetapkan Peringkat Bank Aceh Syariah idA Outlook Stabil
Menurut Laporan e-Conomy SEA 2021 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$70 miliar pada 2021 dan diperkirakan menyentuh US$146 miliar pada 2025.
Dalam laporan Cento Ventures, Indonesia bersaing dengan Singapura sebagai penerima investasi startup terbesar sepanjang 2021. Menurut catatan, 42% dari modal diinvestasikan di startup Indonesia.
Pada 2021, nilai investasi startup di Indonesia mencapai US$5,96 miliar atau sekitar Rp85,8 triliun, sedangkan Singapura mencatatkan US$ 4,83 miliar atau sekitar Rp69,6 triliun.
Sepanjang Juni, bursa kripto Pintu masih merupakan startup dengan nilai pendanaan terbesar, menggalang US$113 juta atau sekitar Rp 1,64 triliun lewat penerbitan saham Seri B.
Baca juga: Tokopedia Pasarkan Produk Green Label Lokal Cottonology
Pekan ini, ada dua pendanaan yang melibatkan nama besar. Vidio, platform streaming yang dirintis Emtek, kini didukung juga oleh Grab, Pieter Tanuri, dan Sinarmas. Ketiganya menanamkan modal US$45 juta di Vidio.
Kemudian, ada Block, perusahaan blockchain yang dipimpin oleh pendiri Twitter Jack Dorsey. Block bersama raksasa teknologi China, Tencent, ikut mendanai startup fintech Flip. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News