1
1

OVO, DANA, & GoPay Kuasai Pasar Pembayaran Digital di Indonesia  

Media Asuransi, JAKARTA – OVO, DANA, dan GoPay tercatat menguasai pasar pembayaran digital di Indonesia, di mana pembayaran non-tunai digital menjadi standar untuk memfasilitasi peningkatan aktivitas dalam layanan digital seperti e-commerce, ride-hailing, dan pengiriman makanan.

Potret pasar pembayaran digital ini merupakan hasil dari laporan UOB FinTech in ASEAN 2021, yang merupakan hasil kerja sama dengan PwC Singapore dan Singapore FinTech Association. Riset ini mengkaji dampak ‘gelombang digital’ pada FinTech, investor dan konsumen FinTech di negara-negara ASEAN-6 — Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Hasil survei konsumen tersebut menunjukkan gambaran yang jelas tentang masa depan FinTech Indonesia yang cerah.

Survei elektronik dilakukan pada 25 Agustus hingga 7 September 2021 dengan total 3.086 responden di seluruh Indonesia (519), Malaysia (513), Filipina (512), Singapura (508), Thailand (515), dan Vietnam (519) untuk mencari tahu lebih banyak tentang perilaku keuangan digital mereka.

|Baca juga: Kolaborasi OVO dan Lazada, Permudah Pembayaran Digital

Berdasarkan riset FinTech in ASEAN 2021, tiga e-wallet yang paling banyak digunakan di Indonesia bersaing ketat, dan masih belum ada pemenang absolut. OVO menempati posisi teratas dengan tingkat pemakaian sebanyak 68%, DANA sebanyak 61%, dan GoPay sebanyak 55%.

OVO, yang secara gabungan dimiliki oleh konglomerat Lippo Group dan Grab, adalah alternatif raksasa layanan transportasi online untuk GrabPay di Indonesia. OVO dan GoPay digunakan untuk memudahkan transaksi di aplikasi ride-hailing dan pengiriman makanan masing-masing.

Kedua aplikasi tersebut terintegrasi dengan Tokopedia, salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia.

DANA, di sisi lain, cukup lambat masuk ke dalam bidang ini. Didirikan pada Desember 2018, e-wallet tersebut secara mayoritas dimiliki oleh raksasa media lokal EMTEK dan sering digunakan untuk memfasilitasi pembayaran tagihan online untuk kebutuhan seperti listrik dan data seluler.

Ketika ditanya mengenai metode pembayaran yang paling sering digunakan, 33 persen responden Indonesia memilih e-wallet, menjadikannya opsi terpopuler kedua setelah uang tunai. Akan tetapi, tidak seperti negara ASEAN-6 lainnya, Indonesia tidak memiliki e-wallet favorit. Penduduk Indonesia menggunakan beberapa e-wallet untuk bertransaksi, dan persaingan untuk mendominasi bergantung pada sektor e-commerce, yang mencatat pertumbuhan 52 persen tahun-ke-tahun, menurut laporan e-Conomy SEA 2021.


Metode pembayaran yang paling sering digunakan oleh responden di Indonesia vs. ASEAN-6.

Metode pembayaran

Indonesia

ASEAN-6

Tunai

46%

38%

Kartu debit/kredit

7%

20%

E-wallet

33%

20%

Aplikasi mobile banking

7%

12%

Platform pembayaran e-commerce

7%

6%

Sumber: Riset FinTech in ASEAN 2021

 

Aplikasi pembayaran digital disukai karena tiga hal yaitu faktor kepraktisan (82 persen), dapat menerima hadiah/poin loyalitas (50 persen), dan kemungkinan untuk potongan harga (47 persen). Sebagian besar dompet digital berbasis QR juga telah terintegrasi dengan PeduliLindungi, basis data pelacakan kontak Covid-19 nasional Indonesia, sehingga dapat digunakan untuk pemeriksaan masuk di seluruh lokasi publik.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BCA Expoversary Offline Bukukan Transaksi Rp2,6 Triliun
Next Post Utang Luar Negeri Indonesia pada Januari 2022 Menurun

Member Login

or