Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah terus mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk terus tumbuh dan berkembang lebih maksimal di masa mendatang. Sejalan dengan perkembangan zaman, UMKM juga diharapkan bisa memanfaatkan digitalisasi guna memacu pertumbuhan bisnis dan memperluas jangkauannya.
Namun demikian, upaya mendorong UMKM go digital kini fokusnya perlahan mulai berubah. Pasalnya, pemerintah lebih menekankan bagaimana UMKM benar-benar terliterasi dari sisi digital sehingga bisa memanfaatkan digitalisasi lebih maksimal guna mengoptimalkan jangkauan dan laju bisnisnya di tengah sengitnya persaingan.
|Baca juga: Berikut Para Pemenang Sharia Convention and Awards 2025
|Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12% Diragukan, HSBC Justru Bilang Sebaliknya!
Deputi Usaha Mikro Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah RI Riza Damanik menyebutkan pada tahun ini orientasi pemerintah berubah. Pemerintah tidak lagi mendorong UMKM go digital tapi mendorong kualitas penggunaan digital oleh UMKM agar dampaknya terhadap produktivitas.
“Saya kira dalam tahun-tahun ini kita sudah mulai bergeser. Tidak hanya sekadar onboarding yang menjadi konsep kita. Bukan lagi kuantitasnya, tapi juga bagaimana mendorong kualitas yang onboarding itu produktivitas yang lebih tinggi, pendapatan yang semakin baik,” kata Riza, di Kantor Gojek, Jakarta, akhir pekan lalu.
Di sisi lain, ia menambahkan, pemerintah terus berkolaborasi dengan pihak terkait guna memajukan UMKM di Indonesia. Setidaknya ada tiga hal yang dilakukan. Pertama, bagaimana agar UMKM bisa didampingi atau dibina agar skala bisnisnya bisa terus meningkat di masa mendatang.
“Kaitannya dengan bagaimana agar UMKM-UMKM kita yang selama ini kegiatan usahanya belum dalam skala ekonomi, dia cari usahanya, model usahanya sendiri, dan tidak ada teman diskusinya. Ini yang kita harus mulai bertransformasi,” tuturnya.
|Baca juga: Bank Mega Syariah Komitmen Kembangkan Ekosistem Wakaf di Indonesia
|Baca juga: AASI Yakin Spin Off UUS Bikin Konsumen Percaya Diri dengan Asuransi Syariah
Karenanya, dia mengapresiasi adanya Pojok Belajar yang merupakan bagian dari inisiatif Komunitas Partner GoFood (KOMPAG). “Dengan adanya komunitas seperti KOMPAG ini, saya yakin siapa pun dari kami akan sangat berbantu karena dia punya mentor. Dia punya orang yang bisa bertanya, setiap saat bisa terlibat untuk pengembangan usahanya,” tuturnya.
Kedua, kaitannya bagaimana UMKM bisa memanfaatkan ekosistem digital. “Tidak sekadar ikut-ikutan. Mungkin ada euforia 4-5 tahun yang lalu bagaimana supaya sebanyak-banyaknya UMKM masuk ke dalam platform digital. Isunya bagaimana onboarding, onboarding, dan onboarding,” ucapnya.
Ketiga, pemerintah mempunyai program pembiayaan untuk UMKM yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tahun ini dialokasikan sebesar Rp300 triliun. Sebagian besarnya ditargetkan bisa disalurkan ke sektor produksi dalam rangka memaksimalkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia.
|Baca juga: OJK Ungkap Belum Ada Payung Hukum Khusus untuk Open Banking, Terus Apa Solusinya?
|Baca juga: OJK Jatuhi Sanksi soal Kredit Macet di Crowde, iGrow, dan TaniFund
“Kalau sebelumnya lebih banyak itu di perdagangan, alhamdulillah saya laporkan per Juli, 31 Juli 2025, dari Rp300 triliun itu 60 persennya sudah tersalurkan kepada sektor produksi. Artinya saya ingin katakan kualitas UMKM kita ini semakin baik. Baik dari sisi manajemen usaha maupun sekaligus juga dari sisi hasil produknya,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News