1
1

Sinergi AFTECH dan PERBANAS untuk Perluas Akses Kredit Nasional

Ketua Departemen P2P Lending AFTECH, Nucky Poedjiardjo yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Easycash menjadi pembicara di forum diskusi AFTECH dan PERBANAS di Jakarta, Rabu (12_11_2025). | Foto: AFETCH

Media Asuransi, JAKARTA – AFTECH dan PERBANAS menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi antara perbankan dan fintech sebagai langkah krusial dalam memperluas akses kredit nasional. Dengan

Sekretaris Jenderal PERBANAS, Anika Faisal yang juga Komisaris Bank Jago mengungkapkan bahwa peningkatan rasio kredit nasional hanya dapat dicapai melalui penguatan intermediasi dan kolaborasi antar pelaku industri jasa keuangan.

Menurutnya, sinergi perbankan dan fintech menjadi penting untuk memperluas jangkauan kredit, khususnya ke luar Jawa dan ke sektor-sektor prioritas yang selama ini belum sepenuhnya terlayani. ‘’Dengan menggabungkan jaringan luas dan kapabilitas manajemen risiko perbankan dengan inovasi teknologi dari fintech, perluasan akses kredit dapat berjalan lebih mudah, cepat, dan adaptif,’’ ujar Anika dalam keterangannya, Jumat, 14 November 2025.

|Baca juga: AFTECH: Studi LPEM UI Buktikan Kripto Berpotensi Dukung Transformasi Ekonomi Digital

Dijelaskan bahwa simbiosis antara kedua sektor ini mampu meningkatkan jangkauan pelayanan sekaligus memperluas pilihan produk kredit bagi berbagai segmen masyarakat. Namun mengingat masih adanya sejumlah tantangan, kolaborasi ini harus diimbangi dengan regulasi perlindungan konsumen yang kuat serta penegakan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan inovasi yang bertanggung jawab.

‘’Lewat kegiatan ini, perbankan dan fintech dapat bersama-sama menyelaraskan pandangan, memperkuat standar tata kelola dan manajemen risiko yang baik sebagai dasar dari kerja sama yang berkelanjutan,” ungkap Anika.

|Baca juga: AFTECH Soroti Transaksi Digital yang Terus Melonjak, Namun Literasi Keuangan Makin Rendah

Ketua Departemen Perbankan AFTECH, Dedy Sahat yang juga EVP – Head of Digital Economy CIMB Niaga menyebut ruang untuk memperluas akses kredit di Indonesia masih sangat besar. Hal ini tergambar dari hasil survei AFTECH bersama Mandala Consulting yang menunjukkan masih terdapat 4,5% populasi yang unbanked atau tidak memiliki akun bank, dan 36% yang underbanked atau tidak memiliki akses kredit. Kondisi ini memperlihatkan bahwa meski adopsi teknologi meningkat, inklusi kredit masih menghadapi tantangan struktural.

“Tentunya ini adalah tantangan yang tidak bisa langsung dijawab dengan satu solusi saja. Bank tetap memegang peran penting, namun sektor digital juga muncul sebagai solusi dengan pertumbuhan tercepat saat ini, seperti pemberian akses kredit melalui perusahaan fintech seperti platform pinjaman daring (pindar). Karena itu, kami berharap sesi ini dapat menjadi wadah bagi bank dan pelaku fintech untuk menemukan peluang kolaborasi lebih lanjut, serta melahirkan lebih banyak inovasi dalam inklusi keuangan di masa depan,” ujar Dedy.

Editor : Wahyu Widiastuti

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kinerja Industri Asuransi Jiwa Singapura Meningkat 10,4% di Kuartal III/2025
Next Post AAUI GOLF TOURNAMENT 2025

Member Login

or