1
1

Bangun Ketangguhan Bisnis, Perusahaan Wajib Matangkan Persiapan Hadapi Perubahan Iklim

Ilustrasi. | Foto: Grant Thornton

Media Asuransi, JAKARTA – Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim COP28 yang berlangsung di Dubai pada 30 November-12 Desember 2023 menghasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya menyerukan peralihan dari transisi bahan bakar fosil serta meningkatkan kapasitas energi terbarukan global sebanyak tiga kali lipat.

Selain itu, COP28 berhasil menggalang pendanaan senilai US$58 miliar serta 11 janji dan deklarasi yang berkomitmen terhadap aksi iklim. Sedangkan Indonesia terus menunjukkan komitmennya menurunkan emisi karbon antara lain melalui perbaikan pengelolaan Forest and Other Land Use (FOLU) serta mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan.

Penyampaian pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam konferensi tersebut dan mendapat apresiasi dari banyak negara. Indonesia juga mendapat apresiasi dalam beberapa forum terkait pencapaian penurunan emisi, khususnya terkait dengan restorasi mangrove dan penurunan deforestasi.

|Baca: Survei: 75% Pemimpin Bisnis Nyaman Gunakan AI untuk Maksimalkan Layanan Pelanggan

Melihat hal tersebut, Grant Thornton mengungkapkan, perlu adanya kesiapan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Adapun perubahan iklim telah menjadi isu sentral dalam agenda global dan memunculkan tantangan baru bagi perusahaan di seluruh dunia.

“Sebagai respons terhadap perubahan cuaca ekstrem, peningkatan suhu global, dan perubahan pola cuaca, perusahaan perlu melakukan persiapan yang matang untuk menghadapi perubahan iklim dan membangun ketangguhan bisnis,” ujar CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani, dikutip dari keterangan resminya, Senin, 29 Januari 2024.

Grant Thornton menjelaskan perlu adanya langkah nyata dari perusahaan seperti perlunya memulai investasi dalam teknologi hijau, dan energi terbarukan, pemantauan emisi karbon, serta teknologi ramah lainnya. Hal itu dapat menjadi langkah penting dalam persiapan perusahaan menghadapi perubahan iklim.

Tidak hanya itu, Grant Thornton juga menilai perlu adanya pelatihan dan pendidikan bagi karyawan untuk menghadapi perubahan iklim serta dampak yang ditimbulkan. Sehingga dapat tercipta budaya perusahaan yang peduli terhadap lingkungan. Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah pelaporan keberlanjutan dan transparansi.

Grant Thornton menjelaskan pelaporan keberlanjutan yang jelas dan transparan menjadi kunci untuk membangun kepercayaan dari regulator, masyarakat, organisasi lingkungan, media massa hingga investor, yang tentunya dapat meningkatkan reputasi dan kredibilitas suatu perusahaan.

Johanna mengatakan, dalam menghadapi perubahan iklim bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk membangun ketangguhan bisnis mereka, mengurangi risiko, dan memanfaatkan peluang yang muncul dari perubahan iklim, terutama pembuatan laporan keberlanjutan.

“Menyadari betapa pentingnya laporan keberlanjutan pada saat ini dan kedepannya, Grant Thornton Indonesia menetapkan komitmen keberlanjutan pada organisasi, terutama pada penyusunan laporan keberlanjutan perusahaan,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Regulator Taiwan Tangguhkan Pengajuan Pendirian Usaha Asuransi Online
Next Post Kereta Cepat Whoosh Terapkan Tarif Dinamis untuk Kelas Premium Economy, Harga Mulai dari Rp150 Ribu!

Member Login

or