Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia menilai bahwa inflasi April 2023 tetap terkendali di tengah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2023 tercatat sebesar 0,33 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 4,33 persen year on year (yoy), turun dari level bulan sebelumnya yang sebesar 4,97 persen yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyatakan bahwa perkembangan ini tidak terlepas dari respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang pre-emptive dan forward looking serta sinergi erat pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
|Baca juga: Faktor Lebaran Dongkrak Inflasi April Hingga Mencapai 0,33 Persen
Menurutnya, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen di sisa tahun 2023 dan inflasi IHK dapat kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal dari prakiraan sebelumnya. “Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemrintah Daerah dalam pengendalian inflasi,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 3 Mei 2023.
Inflasi inti tercatat sebesar 0,25 persen mtm, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen mtm. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan permintaan musiman pada periode HBKN Idulfitri di tengah tekanan harga komoditas global yang menurun. Komoditas utama penyumbang inflasi inti ialah komoditas emas perhiasan. Secara tahunan, inflasi inti April 2023 tercatat sebesar 2,83 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,94 persen yoy.
Inflasi kelompok volatile food April 2023 stabil dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,29 persen mtm, sama dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang juga sebesar 0,29 persen mtm. Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi komoditas daging ayam ras, beras, dan telur ayam ras.
Sementara itu, komoditas aneka cabai mencatat deflasi sejalan masih berlangsungnya panen komoditas hortikultura. Kelompok volatile food secara tahunan mengalami inflasi 3,74 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 5,83 persen yoy.
Inflasi kelompok administered prices tercatat meningkat dari bulan sebelumnya. Kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,69 persen mtm, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,12 persen mtm. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi tarif angkutan udara, angkutan antarkota, dan rokok kretek filter, seiring dengan peningkatan mobilitas saat libur Idulfitri, dan kenaikan tarif cukai tembakau.
Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 10,32 persen yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 11,56 persen yoy.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News