Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia Januari 2022 kembali mencatat surplus mencapai 0,93 miliar dolar AS, meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 1,00 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat surplus sejak Mei 2020.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Rabu, 16 Februari 2022.
|Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Januari 2022 Surplus
Surplus neraca perdagangan Januari 2022 bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi di tengah defisit neraca perdagangan migas yang menurun. Pada Januari 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 2,26 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Desember 2021 sebesar 3,29 miliar dolar AS.
Ekspor nonmigas pada Januari 2022 tercatat sebesar 18,26 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 21,27 miliar dolar AS. Tetap positifnya kinerja ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti biji logam dan logam mulia serta produk manufaktur, termasuk bahan kimia anorganik dan alas kaki, yang meningkat.
Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global.
Adapun impor nonmigas masih kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas turun dari 2,28 miliar dolar AS pada Desember 2021 menjadi 1,33 miliar dolar AS pada Januari 2022, sejalan dengan impor migas yang tetap tinggi di tengah penurunan ekspor migas.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News