Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan terus melakukan kebijakan stabilitas melalui intervensi pasar baik di mata uang maupun di pasar obligasi.
Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – June policy rate decision: Remain focus on stability, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan sesuai ekspektasi, BI mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5,75% serta suku bunga simpanan dan fasilitas pinjaman masing-masing di 5,0% dan 6,50%.
“Penetapan suku bunga kebijakan selalu ditentukan oleh prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia berhasil menjaga inflasi pada tingkat yang lebih terkendali, baik IHK maupun inflasi inti.”
Pada bulan Juni, jelas dia, volatilitas pasar global telah berkurang menyusul gejolak yang terjadi di bulan Mei. Volatilitas pasar di bulan Mei terutama didorong oleh kekhawatiran tentang gagal bayar utang pemerintah AS dan penyesuaian persepsi pasar terkait arah kebijakan suku bunga Federal Reserve dalam beberapa bulan ke depan.
|Baca juga: Bank Indonesia Bersinergi dengan Perguruan Tinggi Dorong Perluasan Literasi Keuangan UMKM
“Kami percaya bahwa perbedaan persepsi antara The Fed dan pasar berpotensi menyebabkan peningkatan volatilitas dalam beberapa waktu ke depan.”
Menurut dia, potensi volatilitas dalam beberapa waktu ke depan berpengaruh besar kepada penetapan arah suku bunga oleh BI. Selain itu, kejelasan arah kebijakan suku bunga AS ke depan juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan BI.
Meskipun BI ingin melonggarkan kebijakan moneter karena inflasi yang terkendali dan perlambatan ekonomi domestik, sinyal Fed tentang dua kenaikan lagi di masa depan menimbulkan risiko. “Kami percaya bahwa BI akan terus melakukan kebijakan stabilitas melalui intervensi pasar, baik di mata uang maupun di pasar obligasi pemerintah Indonesia.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News