Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas menilai Bank Indonesia (BI) masih memiliki sedikit ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan hingga akhir tahun.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Tracker bertajuk Global market updates: The Fed’s data-driven approach, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan menyusul rilis angka pengangguran di AS yang lebih tinggi dari yang diperkirakan pada bulan Agustus menjadi 3,8% (vs. ekspektasi 3,5%), semakin banyak spekulasi bahwa Fed mungkin telah mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.
Berdasarkan CME FedWatch tool, jelas dia, probabilitas the Fed mempertahankan suku bunga kebijakannya selama pertemuan bulan September telah melonjak menjadi 93,0%, naik dari 78,5% ketika Ketua Fed Jerome Powell memberikan pidato di Jackson Hole pada tanggal 25 Agustus.
|Baca juga: BI Disarankan Tak Lakukan Pelonggaran Moneter hingga Akhir Tahun, Ini Alasannya
Sementara itu, sambung Rully, probabilitas kenaikan suku bunga Fed pada bulan November telah turun tajam menjadi 35,3% dari 46,7%, dengan peluang 60,8% untuk juga dipertahankan pada 5,75% pada bulan Desember.
“Meskipun ada spekulasi seperti yang disebutkan di atas, kita harus siap menghadapi kemungkinan kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut. Menurut kami, the Fed tidak akan hanya memutuskan kebijakannya berdasarkan satu data saja, melainkan juga akan mempertimbangkan tren data, terutama yang terkait dengan inflasi dan lapangan kerja.”
Dia percaya bahwa Fed belum membuat keputusan mengenai suku bunga kebijakannya untuk pertemuan FOMC bulan September mendatang karena masih perlu memantau data yang akan datang, terutama yang terkait dengan inflasi dan lapangan kerja.
Dengan masih adanya kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed, menurut Rully, BI memiliki sedikit ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya saat ini sepanjang sisa tahun ini.
Dia memperkirakan Rupiah masih akan tetap menghadapi tekanan dalam jangka pendek dan menengah. Selain ketidakpastian mengenai suku bunga AS di masa depan, dia juga prihatin dengan keseimbangan eksternal Indonesia, yang merupakan risiko besar bagi stabilitas Rupiah. “Kami mempertahankan perkiraan nilai tukar USD/IDR pada Rp14.855 hingga akhir tahun, dengan rata-rata Rp15.115 terhadap US$ untuk proyeksi full year 2023.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News