1
1

BI Laporkan Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan II/2025 Tumbuh Melambat

Utang pemerintah seharusnya digunakan untuk kepentingan yang bersifat produktif. | Foto: bi.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II/2025 tumbuh melambat. Posisi ULN Indonesia pada triwulan II/2025 tercatat sebesar US$433,3 miliar, atau secara tahunan tumbuh 6,1 persen year on year (yoy).

Pertumbuhan ULN triwulan II/2025 sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I/2025 sebesar 6,4 persen yoy. ?Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN swasta yang melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari triwulan sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif​ Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 18 Agustus 2025.

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

BI mencatat, posisi ULN pemerintah pada triwulan II/2025 sebesar US$210,1 miliar, atau tumbuh sebesar 10,0 persen yoy. Lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I/2025 sebesar 7,6 persen yoy.

Menurut Ramdan, perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. “Pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN secara cermat, terukur, dan akuntabel untuk mencapai pembiayaan yang efisien dan optimal, tuturnya.

Dia tambahkan, sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN diarahkan untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

|Baca juga: Utang Luar Negeri Membengkak 8,2%, Tembus US$431,5 Miliar di April 2025

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,3 persen dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,0 persen), Jasa Pendidikan (16,4 persen), Konstruksi (11,9 persen), serta Transportasi dan Pergudangan (8,6 persen).

“Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,” tegas Ramdan.

Sementara itu, posisi ULN swasta pada triwulan II/2025 tercatat sebesar US$194,9 miliar, atau mengalami kontraksi sebesar 0,7 persen yoy. Lebih rendah dibandingkan kontraksi 1,0 persen yoy pada triwulan sebelumnya.

|Baca juga: Modal Asing Mengalir Deras ke RI, BI Optimistis Neraca Pembayaran Tetap Kuat

Perkembangan tersebut bersumber dari ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi 1,4 persen yoy di tengah ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh 2,3 persen yoy.

Berdasar sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 80,5 persen dari total ULN swasta. ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,7 persen terhadap total ULN swasta.

Bank Indonesia menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat 30,5 persen pada triwulan II/2025. Lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I/2025 yang mencapai 30,7 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,0 persen dari total ULN.

Ramban menuturkan bahwa dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang​ berkelanjutan. “Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” jelasnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Lippo General Insurance (LPGI) Cetak Laba Rp105,70 Miliar di Semester I/2025
Next Post IHSG Diprediksi Bervariasi, Ajaib Rekomendasikan Beli Saham INDF, PANI, SILO

Member Login

or