Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kinerja penjualan eceran tumbuh positif pada Desember 2022. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2022 sebesar 216,4, atau tumbuh positif 0,04 persen year on year (yoy).
“Kinerja penjualan eceran yang tumbuh positif tersebut didorong oleh pertumbuhan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi yang tercatat meningkat dari kontraksi pada bulan sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dikutip dari keterangan resmi, Selasa, 10 Januari 2023.
|Baca juga: Survei Konsumen BI: IKK Meningkat Jadi 119,9 di Desember 2022
Erwin menjelaskan, secara bulanan penjualan eceran diperkirakan tumbuh sebesar 6,3 persen month to month (mtm), meningkat dari 0,4 persen pada bulan sebelumnya.
Erwin mengatakan, peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama sub kelompok sandang, kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang ditopang oleh masih tingginya penjualan TV digital, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Peningkatan juga didorong perayaan hari besar keagamaan nasional natal, periode libur dan akhir tahun, serta strategi potongan harga yang mendukung permintaan domestik,” tuturnya.
Menurut Erwin, pada November 2022, pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan tetap tumbuh positif.
IPR November 2022 tercatat tumbuh sebesar 1,3 persen yoy, meski lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen.
|Baca juga: IPR Naik 1,6 persen, BI Prediksi Penjualan Eceran Tumbuh Positif pada November 2022
Adapun kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat meningkat, sementara kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya membaik meski masih dalam fase kontraksi.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran juga tercatat tumbuh positif sebesar 0,4 persen mtm.
Kinerja tersebut ditopang oleh pertumbuhan pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta suku cadang dan aksesori yang mengalami perbaikan setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.
Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2023 (tiga dan enam bulan yang akan datang) akan menurun.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2023 tercatat masing-masing sebesar 134,6 dan 140,2 turun dari 138,0 dan 140,8 (Januari dan April 2023).
“Responden menginformasikan penurunan harga diperkirakan terjadi karena stok barang yang mencukupi,” pungkas Erwin.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News