Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025 tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Pertumbuhan M2 pada September 2025 sebesar 8,0 persen year on year (yoy), sehingga tercatat sebesar Rp9.771,3 triliun. Pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 yang sebesar 7,6 persen yoy.
|Baca juga: Bank Indonesia Bantah Jual Cadangan Emas 11 Ton
“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7 persen yoy dan uang kuasi sebesar 6,2 persen yoy,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi, Selasa, 28 Oktober 2025.
Dia tambahkan, perkembangan M2 pada September 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus). “Tagihan bersih kepada Pempus tumbuh sebesar 6,5 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2025 sebesar 5,0 persen yoy,” jelas Ramdan.
|Baca juga: Bank Indonesia: Surplus Neraca Perdagangan Meningkat
Aktiva luar negeri bersih pada September 2025 tumbuh sebesar 12,6 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,7 persen yoy sehingga tercatat sebesar Rp2.085,3 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit pada September 2025 tumbuh 7,2 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada bulan sebelumnya sebesar 7,0 persen yoy.
Menurutnya, kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.
Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
