Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada November 2025 tumbuh lebih tinggi.
Pertumbuhan M2 pada November 2025 sebesar 8,3 persen year on year (yoy), sehingga tercatat sebesar Rp9.891,6 triliun. Pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2025 yang sebesar 7,7 persen yoy.
“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 11,4 persen yoy dan uang kuasi sebesar 5,9 persen yoy,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi, Selasa, 23 September 2025.
|Baca juga: Bappenas Nilai Peluang Pertumbuhan Ekonomi 8% Masih Terbuka
Dia tambahkan, perkembangan M2 pada November 2025 dipengaruhi oleh tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus), aktiva luar negeri bersih, dan perkembangan penyaluran kredit. “Tagihan bersih kepada Pempus tumbuh sebesar 8,7 persen yoy, setelah pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 5,4 persen yoy,” jelas Ramdan.
Sedangkan aktiva luar negeri bersih pada November 2025 tumbuh sebesar 9,7 persen yoy. Sedikit turun dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,4 persen yoy.
|Baca juga: Bank Indonesia Masih Punya Ruang Penurunan Suku Bunga di 2026
Sementara itu, penyaluran kredit pada November 2025 tumbuh sebesar 7,9 persen yoy. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit pada Oktober 2025 yang sebesar 7,0 persen yoy.
Menurut Ramdan, kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.
Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
