1
1

Bukan Cuma tentang Ide, Berikut 5 Hal yang Bikin Proposal Bisnismu Ditolak Investor!

Ilustrasi. | Foto: Populix

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam menyusun proposal bisnis, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti jenis usaha, latar belakang pendirian, kebutuhan pendanaan, hingga target pasar yang ingin dicapai.

Karena penyusunannya membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang, sebaiknya proposal bisnis mulai dibuat sejak tahap awal perintisan perusahaan agar arah dan strategi usaha lebih terukur. Tujuan utama proposal bisnis ini adalah meyakinkan calon investor untuk menanamkan uangnya di usahamu. Namun pada kenyataannya, tak semua proposal diterima investor.

|Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Kaji Ulang Target Perlindungan bagi 70 Juta Pekerja di 2026, Ada Apa?

|Baca juga: Kemenkeu Beberkan Kepesertaan Dana Pensiun Masih Rendah, Baru 23,6 Juta dari 144 Juta Pekerja Terdaftar!

Melansir laman OCBC, Minggu, 26 Oktober 2025, berikut beberapa di antaranya:

1. Ide bisnis kurang meyakinkan

Banyak proposal usaha ditolak karena idenya dianggap biasa saja dan tidak punya nilai pembeda dari kompetitor. Investor sudah sering menerima ribuan ide, jadi bisa langsung membedakan mana yang punya potensi besar. Ide bisnis yang hanya meniru tanpa inovasi membuat mereka ragu untuk menginvestasikan uang, karena risikonya bisnis tidak bisa bertahan lama di tengah persaingan. Investor ingin melihat apa yang membuat bisnismu berbeda, entah dari sisi produk, model bisnis, layanan, atau bahkan pengalaman pengguna. Tanpa keunikan ini, proposal akan terlihat lemah sejak awal.

2. Proyeksi keuangan tidak realistis

Kesalahan paling sering muncul di bagian proyeksi keuangan. Ada yang menuliskan angka keuntungan terlalu fantastis, padahal tidak disertai perhitungan logis, atau sebaliknya. Investor butuh keyakinan bahwa kamu sudah menghitung alur uang dengan matang, mulai dari biaya produksi, operasional, pemasaran, hingga potensi keuntungan. Proyeksi yang asal-asalan justru menimbulkan tanda tanya besar, apakah kamu benar-benar memahami bisnis yang sedang dibangun.

|Baca juga: Pemerintah Sebut Dana Pensiun Bisa Putus Mata Rantai Sandwich Generation di Indonesia

|Baca juga: Kemenkeu Soroti 3 Hal Ini di Tengah Lonjakan Aging Population

3. Strategi bisnis tidak terukur

Proposal bisnis bukan hanya menampilkan ide, tetapi juga menjelaskan detail bagaimana ide tersebut dieksekusi. Banyak proposal yang ditolak karena tidak punya strategi pemasaran jelas. Investor tahu menjalankan bisnis bukan hanya soal visi, tetapi juga langkah konkret yang terukur. Misalnya, bagaimana cara menjangkau pelanggan pertama, strategi mempertahankan loyalitas, hingga cara menghadapi kompetitor besar. Proposal yang tidak punya peta jalan yang rapi akan terlihat rapuh, sehingga investor lebih memilih menaruh uangnya pada bisnis lain yang lebih terstruktur.

4. Kurangnya data pasar yang meyakinkan

Data pasar adalah elemen penting untuk menunjukkan potensi pertumbuhan bisnis. Banyak proposal gagal karena tidak menyertakan riset pasar yang memadai. Investor butuh angka yang bisa mereka percaya, misalnya ukuran pasar, tren konsumsi, daya beli target audiens, atau analisis pesaing yang relevan. Tanpa data ini, semua proyeksi hanya terdengar optimistis di atas kertas tanpa bukti nyata.

|Baca juga: Kemenkeu Sebut Reformasi Sistem Pensiun RI Dapat Angin Segar dari UU P2SK

|Baca juga: Bukalapak (BUKA) Siapkan Aksi Buyback Saham di Tengah Gejolak Pasar

5. Kredibilitas tim diragukan

Investor juga orang-orang di balik bisnis tersebut. Proposal yang tidak menampilkan profil tim dengan jelas atau tidak menunjukkan keahlian dan pengalaman relevan akan menimbulkan keraguan besar. Kredibilitas tim menjadi pertimbangan investor, lantaran ide bagus bisa gagal kalau tidak dijalankan oleh tim yang kompeten, dan sebaliknya, tim yang kuat bisa memutar ide biasa menjadi luar biasa.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 5 Cara Mudah Mengenali Uang Palsu dengan Cepat
Next Post Bos Bank DBS Ungkap 5 Tren yang Membentuk Arah Sustainable Financing saat Ini

Member Login

or