1
1

Capaian SDGs Indonesia 70%, Ini Sektor Prioritas dan Targetnya

Media Asuransi, JAKARTA – Pandemi Covid-19 menjadi momentum percepatan digitalisasi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada tahun 2030, pemerintah mengambil langkah untuk memaksimalkan potensi Indonesia melalui inisiatif transformasi digital. 
 
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, dan Kepala Sekretariat Nasional SDG, Vivi Yulaswati, menyatakan bahwa ada 17 goal, 169 target, dan berdasarkan edisi terakhir ada 289 indikator, yang harapannya jadi petunjuk untuk mencapai target-target SDGs.
 
 
Sementara capaian SDGs selama ini, sekitar 70% sudah on track, namun masih ada 30% belum tercapai atau membutuhkan perhatian khusus, karena sebagiannya masih stagnan atau mengalami perburukan.
Dia menjelaskan bahwa SDGs akan memberikan landasan kokoh menuju Indonesia maju, dengan mimpi bahwa pada tahun 2045 negara dapat keluar dari middle income trap.
 
“Pasca pandemi, dibutuhkan pertumbuhan PDB tahunan 6% untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dan terlepas dari middle income trap. Tanpa transformasi ekonomi, pendapatan per kapita Indonesia akan ‘disalip’ oleh Filipina pada tahun 2037 dan oleh Vietnam pada tahun 2043,” tuturnya, seperti dikutip dalam keterangan pers, Jumat, 23 Oktober 2021. 
 
Selain SDGs, dalam pembangunan nasional terdapat juga kajian lingkungan hidup yang menjadi backbone untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih hijau, salah satunya melalui pembangunan rendah karbon. Aksi nyata ini disebut sebagai ekonomi sirkular. 
 
Dengan implementasi ekonomi sirkular pada lima sektor prioritas seperti makanan dan minuman, perdagangan grosir dan eceran, tekstil, peralatan elektronik, dan konstruksi, estimasi dampak yang dihasilkan pada tahun 2030 adalah sebagai berikut:
 
–          Meningkatnya PDB sebesar Rp593 triliun-Rp638 triliun
–          Terciptanya 4,4 juta lapangan kerja (neto), 75% diantaranya berpotensi untuk perempuan 
–          Meningkatnya tabungan rumah tangga sebesar 9%
–          Mengurangi timbulan limbah sektoral sebesar 18%-52% dibandingkan skenario BaU
–          Berkurangnya emisi CO2e sebesar 126 juta ton dibandingkan skenario BaU
–          Berkurangnya penggunaan air sebesar 6,3 miliar m3, dibandingkan skenario BaU
 
Perusahaan dapat berkontribusi untuk pencapaian SDGs dengan cara berinvestasi pada masyarakat, memasukkan kelompok marginal dalam rantai nilai, membayar harga yang adil dan penerapan standar-standar kepada supplier, memahami dampak bisnis terhadap lingkungan, penghematan energi, serta menerapkan procurement berkelanjutan.
 
 
Faktanya, 4 dari 10 perusahaan (40%) dalam kelompok 250 perusahaan terbesar global telah mengadopsi prinsip-prinsip sustainable business, seperti dicatat dalam laporan tahunannya. Perhatian terbesar pada isu-isu perubahan iklim, konsumsi yang bertanggung jawab, pekerjaan layak, kesetaraan gender, dan pertumbuhan ekonomi. 
 
Aktivitas ekonomi Indonesia masih menyisakan pekerjaan rumah terutama dalam mewujudkan transformasi digital dan green economy, termasuk di dalamnya ekonomi sirkular. Untuk itu, kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mengintegrasikan SDGs dengan sektor industri perusahaan perlu terus didorong. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo Bocorkan Harga Tiket WSBK Mandalika
Next Post Kinerja Unilever Turun, Analis Ini Sarankan Sell Saham UNVR

Member Login

or