1
1

Digitalisasi Selamatkan Perekonomian Indonesia Selama Pandemi

Media Asuransi, JAKARTA – Digitalisasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) telah membuat sektor ini bergerak selama pandemi Covid-19, sehingga perekonomian dapat terselamatkan. Konsumsi rumah tangga pun menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi di masa pendemi, berkat digitalisasi ini.

Hal itu disampaikan Anggota Steering Committee IFSoc dan pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini, dalam Diskusi Panel Digitalisasi UMKM: Daya Dorong Ekosistem Digital & Demokratisasi Ekonomi Indonesia. Acara yang diselenggarakan secara hybrid, Selasa, 8 Maret 2022 ini, berkat kerja sama Ovo dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Selain Hendri Saparini, diskusi panel mengahdirkan pembicara: Dekan FEB UGM, Didi Achjari, Country Managing Director Grab, Neneng Goenadi, Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, dan pemilik UMKM Mamah ke Jogja, Zaskia Mecca.

Sedangkan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan Kuliah Umum dengan tema “Menuju Presidensi G20 Indonesia 2022: Digitalisasi UMKM: Daya Dorong Ekosistem Digital & Demokratisasi Ekonomi Indonesia”.

|Baca juga: Menko Perekonomian: Pemerintah Anggarkan Rp13 Triliun untuk Percepat Digitalisasi

Hendri Saparini mengatakan bahwa digitalisasi telah menyelamatkan Indonesia selama pandemi serta menciptakan peluang untuk tumbuh lebih inklusif. Di tengah terbatasnya mobilitas masyarakat selama pandemi Covid-19, konsumsi rumah tangga tetap menjadi salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2021 konsumsi rumah tangga hanya dapat tumbuh sebesar 2,02 persen, masih di bawah capaian sebelum pandemi yakni sebesar 5 persen.

“Digitalisasi membantu UMKM untuk terus bergerak di tengah pemulihan ekonomi nasional. Masyarakat dapat dengan mudah berbelanja di UMKM berkat adanya platform digital. Pemerintah Indonesia perlu terus mendorong investasi skala kecil menengah sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini bisa dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat hingga UMKM dapat terus bergerak dan naik kelas,” tutur Hendri.

Sebagai contoh nyata manfaat digitalisasi bagi UMKM, menurut Neneng Goenadi, ekosistem Grab dan OVO telah menjadi penggerak utama transformasi digital kepada jutaan UMKM dan mitra, yang setelah bergabung dengan Grab dan OVO, mulai dapat mengakses pasar digital. “Kami percaya melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan soft-skill, serta didukung jaringan ekosistem Grab yang luas, para pelaku UMKM dapat meningkatkan produktivitas mereka untuk berkembang dan bersaing di era ekonomi digital. Dengan bekal keterampilan digital, kami berharap para mitra UMKM dapat membangun ketahanan bisnis yang baik serta mendapatkan peluang pendapatan baru berkat akses ke pasar yang lebih luas,” ungkapnya.

Menyambung pernyataan tersebut, Karaniya Dharmasaputra menyampaikan bahwa bergabungnya UMKM dalam ekosistem digital OVO telah membawa berbagai peluang. Dalam survei yang dilakukan CORE Indonesia bersama OVO terhadap 2.001 pelaku UMKM mitra OVO ditemukan bahwa mereka mencatat peningkatan pendapatan bulanan hingga 27 persen dan pendapatan harian mencapai 30 persen.

“Data-data tersebut menggarisbawahi potensi besar ekosistem digital dalam mendorong demokratisasi ekonomi nasional di sektor UMKM. Selain memberi manfaat besar bagi pengguna, kehadiran OVO telah terbukti memiliki dampak yang besar bagi para merchant,” katanya.

|Baca juga: Pemasaran Digital Selamatkan UMKM, Menko PerekonomianTerus Dorong Digitalisasi

Dia tambahkan, saat ini, OVO sudah memiliki lebih dari 1,3 juta merchant yang terhubung dengan standar kode QR Nasional (QRIS), di mana 95 persen lebih merupakan UMKM. “Survei CORE tersebut, memetakan dampak positif ekosistem digital terhadap inklusi keuangan pelaku UMKM, di mana 85 persen pelaku mulai mengenal layanan perbankan sejak menerima OVO, dan 68 persen memiliki akses lebih luas terhadap layanan keuangan,” jelas Karaniya.

Sedangkan Dekan FEB UGM, Didi Achjari, menjelaskan bahwa Indonesia adalah pasar terbesar transaksi online di Asia Tenggara. Hal itu disebabkan oleh tingginya penggunaan telepon seluler dan generasi millenial yang cerdas dan akrab di dunia digital. Selain itu, semakin banyaknya keterlibatan pengusaha atau UKM dalam perdagangan daring, investasi dalam perdagangan daring serta dukungan kebijakan pemerintah.

“Era digital menumbuhkan dan memeratakan ekonomi Jawa dan non-Jawa. Saat ini kita dapat melihat bagaimana seorang ibu rumah tangga tetap bisa mendapat penghasilan walau hanya di rumah berkat platform digital. Untuk itu, sumber daya manusia (SDM) menjadi sangat krusial agar masyarakat dan UKM Indonesia mendapatkan manfaat maksimal dari hadirnya berbagai perusahaan teknologi. Kurikulum UGM terus beradaptasi agar dapat mencetak SDM-SDM untuk menjadi pelaku di era digital,” tutur Didi.

Sementara itu untuk meningkatkan kompetensi serta pemahamanan mahasiswa terkait perkembangan ekonomi digital, OVO kembali meluncurkan Fintech Academy sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, mendorong literasi keuangan digital di Indonesia. Bermitra dengan Universitas Gadjah Mada, inisiatif ini merupakan upaya OVO, sebagai pelaku industri digital untuk merealisasikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara, untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap menjadi ujung tombak bergeraknya roda ekonomi digital Indonesia. 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peringkat Dharma Satya (DSNG) Dinaikkan Jadi idA dengan Outlook Stabil
Next Post Rating Sinar Mas Agro (SMAR) Dinaikkan Jadi idAA- Stabil

Member Login

or