Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – November’s inflation update: Consistently lower than expectation, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menerangkan inflasi Indonesia terus melambat menjadi 5,4% di bulan November (vs 5,7% YoY di bulan Oktober), lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 5,5% YoY.
|Baca juga: Laju Ekonomi Indonesia Konsisten di Atas Ekspektasi
Dia menjelaskan kontributor tertinggi inflasi berdasarkan kelompok barang dan jasa pada bulan November adalah transportasi sebesar 1,9% YoY (sama dengan bulan Oktober), makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,5% YoY (vs 1,7% YoY di bulan Oktober), serta perumahan, listrik, air, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,6% YoY (vs 0,7% YoY di bulan Oktober).
Inflasi harga yang diatur pemerintah juga menurun menjadi 13,0% YoY di bulan November (vs 13,3% YoY di bulan Oktober). Secara bulanan, inflasi yang diatur pemerintah stabil di 0,1% MoM. Inflasi inti stabil di 3,3% YoY di bulan November, hampir tidak berubah dibandingkan dengan inflasi inti bulan Oktober (vs ekspektasi konsensus, serta proyeksi Mirae di 3,4%).
“Kami melihat ada kemungkinan kenaikan inflasi harga yang diatur pemerintah naik di bulan Desember karena faktor musiman memasuki musim liburan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rully memperkirakan pemulihan ekonomi domestik akan berlanjut tahun ini dengan pertumbuhan PDB FY22 meningkat menjadi 5,08% (vs. 3,69% di FY21), dengan surplus transaksi berjalan sebesar 0,5% terhadap PDB (vs. 0,3% terhadap PDB di FY21).
“Namun, kami perkirakan pertumbuhan domestik akan melambat di kuartal IV/2022 dibandingkan dengan kuartal III/2022, yang disebabkan oleh konsumsi yang lebih rendah karena mobilitas masyarakat menurun setelah kenaikan harga BBM bersubsidi.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News