1
1

Ekonomi Indonesia Diprediksi Akan Bertumbuh Cukup Baik Tahun Depan

Pembangunan Infrastruktur di Jakarta. | Foto: Lucky Kennedy

Media Asuransi, JAKARTA – Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan cukup baik. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa lembaga keuangan dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan cukup baik.

“Berbagai lembaga dunia, baik itu OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita antara 4,7 sampai 5,1 (persen) di tahun depan,” ujar Menko Perekonomian dikutip dari laman Setkab.

Adapun proyeksi tersebut berdasarkan pada penanganan peningkatan risiko Cocid-19 dan percepat yang relatif baik. “Kemudian yang kedua, tentu kita memperhatikan lingkungan geopolitik global, inflasi global, scarring effect terhadap inflasi, kemudian cuaca ekstrem, dan terkait dengan inflasi,” tambahnya.

|Baca juga: Perkuat Pertahanan Ekonomi Nasional, Kemenperin Sandingkan IKM dengan BUMN

Airlangga memperkirakan inflasi dapat terkendali di angka 5,34 sampai 5,5 persen sampai akhir tahun.  Sebelumnya, inflasi Indonesia tercatat di angka 5,9 persen, 5,72 persen, dan terakhir 5,34 persen.

“Tentu ini yang harus kita perhatikan, dari segi outlook global berbagai lembaga global memperkirakan tumbuhnya di 2,2 sampai 2,7 persen. Jadi Indonesia tumbuhnya mendekati dua kali dari global karena tensi politik, inflasi, suku bunga global, stagflasi masih kelihatan,” imbuhnya.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa stagflasi masih terjadi. Jika dilihat dari segi global, 90 negara telah meningkatkan suku bunga dengan inflasi rata-rata mencapai 12 persen.

“Tentu kita lihat proyeksi kita, berbagai lembaga optimistis di 2022. Demikian pula di 2023 yang range-nya 4,7 persen sampai dengan 5,25 persen, dari prediksi berbagai banking dan juga lembaga dunia,” ujarnya.

Dalam penanganan Covid-19 Indonesia, relatif baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian vaksinasi dosis satu sebesar 86,8 persen, dosis dua 74,3 persen, dosis tiga (booster) 28,62 persen, dan dosis empat (booster kedua) sekitar 4 persen.

“Kemudian kita melihat seluruh kabupaten/kota ditetapkan dalam PPKM 1 dan mengingat situasi yang ada, Kementerian Kesehatan akan melakukan sero survei lagi. Dan tentunya dengan serosurvei, pemerintah akan mengambil langkah-langkah lanjutan,” pungkasnya.

Editor: Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Spanyol Mati Kutu, Maroko dan Portugal Melaju ke 8 Besar
Next Post Ekonomi AS Diperkirakan Resesi Ringan pada Semester I/2023

Member Login

or