Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia Mei 2023 mencapai US$21,72 miliar, naik 0,96 persen year on year (yoy). Sedangkan nilai impor bulan Mei 2023 mencapai US$21,28 miliar, naik 14,35 persen yoy.
“Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia Mei 2023 mengalami surplus US$0,44 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$2,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,82 miliar,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 15 Juni 2023.
Dia jelaskan, nilai ekspor Indonesia Mei 2023 yang mencapai US$21,72 miliar, naik 12,61 persen dibanding ekspor April 2023. Ekspor nonmigas Mei 2023 mencapai US$20,40 miliar, naik 13,18 persen dibanding April 2023, demikian juga naik 1,94 persen jika dibanding ekspor nonmigas Mei 2022.
|Baca juga: Kemenperin Dorong Ekspor Produk Kendaraan ke Negara ASEAN
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Mei 2023 mencapai US$108,06 miliar atau turun 6,01 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$101,48 miliar atau turun 6,69 persen.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Mei 2023 terhadap April 2023 terjadi pada komoditas kendaraan dan bagiannya sebesar US$373,2 juta (60,20 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$175,8 juta (4,39 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Mei 2023 turun 8,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 3,95 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya naik 1,36 persen.
Edy menambahkan bahwa ekspor nonmigas Mei 2023 terbesar adalah ke China yaitu US$4,78 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,05 miliar dan Jepang US$1,77 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,12 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,97 miliar dan US$1,56 miliar.
|Baca juga: Tren Surplus Neraca Pembayaran Indonesia Diperkirakan Bertahan sepanjang 2023
Sedangkan menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Mei 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$14,80 miliar (13,70 persen), diikuti Kalimantan Timur US$12,83 miliar (11,87 persen) dan Jawa Timur US$9,63 miliar (8,91 persen).
Sementara itu, menurut Edy, nilai impor Indonesia Mei 2023 mencapai US$21,28 miliar, naik 38,65 persen dibandingkan April 2023. Impor migas Mei 2023 senilai US$3,14 miliar, naik 6,09 persen dibandingkan April 2023 atau turun 6,52 persen dibandingkan Mei 2022. Impor nonmigas Mei 2023 senilai US$18,14 miliar, naik 46,42 persen dibandingkan April 2023 atau naik 18,94 persen dibandingkan Mei 2022.
“Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Mei 2023 dibandingkan April 2023 adalah mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya US$1.063,7 juta atau mencapai 52,49 persen. Sedangkan penurunan terbesar adalah ampas dan industri makanan US$36,5 juta atau mencapai 9,15 persen,” jelasnya.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Mei 2023 adalah China yakni US$25,13 miliar (32,57 persen), Jepang US$6,83 miliar (8,85 persen), dan Thailand US$4,53 miliar (5,87 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$12,99 miliar (16,84 persen) dan Uni Eropa US$5,70 miliar (7,38 persen).
Sedangkan menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Mei 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$2.189,6 juta (16,22 persen) dan barang konsumsi US$378,8 juta (4,85 persen). Sementara impor bahan baku/penolong turun US$6.169,6 juta (8,35 persen).
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News