Media Asuransi, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir, melaporkan realisasi anggaran Kementerian BUMN tahun 2022 mencapai 99,06%. Sepanjang tahun 2022, realisasi anggaran mencapai Rp196,5 miliar dari total pagu anggaran Rp198,43 miliar.
“Alhamdulilah saya rasa persentasenya terus tinggi. Tahun 2022 terealisasi mencapai 196,5 miliar atau sebesar 99,06% dari total pagu anggaran 198,43 miliar,” ujar Erick dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin, 13 Februari 2023.
Kendati demikian, Erick Thohir mengatakan bahwa hasil realisasi anggaran kementerian yang dipimpinnya masih dalam proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). “Ini masih on audit oleh BPK dan BPKP,” ujarnya.
|Baca juga: Holding dan Subholding PLN Terbentuk, Ini Permintaan Khusus Erick Thohir
Erick juga mengatakan, aset BUMN saat ini mengalami peningkatan signifikan. Total aset BUMN meningkat dari Rp8.978 triliun menjadi Rp9. 867 triliun pada 2022.
Selain itu, ekuitas BUMN tahun 2021 dari Rp2.778 triliun meningkat menjadi Rp3.150 triliun di tahun 2022. “Kita memperkuat, mempermudah kita tidak berutang. Ini salah satunya bagaimana melihat ekuitas kita meningkat tahun 2022,” tambahnya.
Dari sisi pendapatan, seluruh perusahaan plat merah juga mengalami lonjakan dari Rp2.292 triliun di tahun 2021 menjadi Rp2.613 triliun setahun kemudian. Hal yang sama terjadi di laba BUMN yang tahun 2022 meningkat dengan total laba bersih Rp179 triliun, sementara di tahun 2021 hanya Rp125 triliun. “Kita lihat pencapaiannya, laba kita meningkat Rp33,7 trilliun tahun ini,” ujarnya.
Secara khusus, Erick memberikan catatan tentang laba Garuda Indonesia. Maskapai penerbangan tersebut mencatat laba berupa non tunai atau non cash sebesar Rp55 triliun. “Istilahnya non cash, bukan berupa uang, tapi dicatat kembali semua laporannya. Masih proses audit,” terangnya.
Berikutnya, Erick merinci kontribusi laba terbesar ada di Bank Himbara atau bank milik negara. Bank Rakyat Indonesia (BRI) meraup keuntungan di atas Rp50 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) di atas Rp3 triliun, BNI di atas Rp18 triliun, dan terakhir Bank Mandiri sebesar Rp44 triliun.
“Kalau kita lihat dari 12 gelas cluster yang kita miliki, jasa keuangan ini yang memang paling tinggi kontribusinya,” ujarnya.
Untuk tahun 2023, Erick tetap optimistis laba BUMN bisa meningkat jelang tahun politik. “Apakah bisa meningkat setinggi ini di 2023? Ini ‘kan kita tahu, ini tahun politik, nanti dipikir sudah tidak serius kerja seluruh kementerian, padahal memang konsolidasinya sudah mencapai 70%,” pungkasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News