Media Asuransi, JAKARTA – Isu resesi masih akan terus menghantui negara-negara di dunia. Bagaimanapun juga laju inflasi yang tinggi disertai dengan kebijakan moneter yang agresif telah membuat perekonomian global bergejolak di sepanjang tahun ini.
Kepala Ekonom Nomura, Rob Subbaraman, memproyeksikan dalam 12 bulan ke depan Zona Euro, Inggris, Jepang, Australia, Kanada, dan Korea Selatan juga akan mengalami resesi.
Baca juga: IHSG Berpotensi Bergerak 6.600-6.750, Cermati AGRO, DGNS, EXCL
“Kenaikan suku bunga yang agresif artinya kita melihat kebijakan front loading. Dalam beberapa bulan kami telah melihat risiko resesi, dan sekarang beberapa negara maju benar-benar jatuh ke jurang resesi,” tambah Subbraman.
Berbicara isu resesi di Inggris, ekonomi Inggris rebound pada Mei 2022 setelah kembali mencetak pertumbuhan positif di tengah tingginya inflasi dan kebijakan ketat terkait suku bunga.
Berdasarkan data resmi yang dirilis Kantor Statistik Nasional, Rabu, 13 Juli 2022, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) bulanan Inggris pada Mei 2022 tercatat 0,5%. Kondisi itu berbalik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi 0,2%.
Baca juga: 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 18 Juli 2022
Hasil itu pun berada di atas ekspektasi para ekonom yang memproyeksikan tidak akan ada pertumbuhan. Membaiknya ekonomi Inggris tersebut didukung oleh pertumbuhan di sektor konstruksi, manufaktur, dan jasa yang ditopang oleh pengeluaran pada masa liburan.
Perlu diketahui, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Inggris sejatinya masih tinggi. Bank of England telah menaikkan suku bunga lima kali sejak Desember dalam upaya untuk menjinakkan inflasi yang tak terkendali, yang telah memicu krisis biaya hidup.
Inflasi Inggris pada 2022 tercatat sebesar 9,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) sekaligus menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Sementara itu, inflasi Mei 2022 secara bulanan tercatat sebesar 0,7%, sedikit di atas konsensus sebesar 0,6%. Namun, besaran inflasi tersebut jauh di bawah catatan bulan sebelumnya sebesar 2,5%.
Kontribusi kenaikan inflasi terbesar berasal dari perumahan dan jasa rumah tangga, terutama listrik, gas dan bahan bakar lainnya, serta transportasi yang didominasi bahan bakar motor dan mobil bekas. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News