Media Asuransi, JAKARTA – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, meramal harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada tahun depan masih akan tinggi.
Hal itu diungkapkan Dwi usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) secara tertutup bersama dengan Komisi VII DPR, Senin, 30 Mei 2022. Dwi menjelaskan poin yang dibahas dengan Komisi VI DPR RI mulai dari lifting migas, harga minyak mentah Indonesia, hingga potensi penerimaan negara 2022/2023.
Baca juga: AXA Mandiri Bukukan Premi Bersih Rp12,7 Triliun di 2021
Di mana mengutip beberapa analis, Dwi menjelaskan harga minyak mentah Indonesia atau (ICP) diperkirakan masih tinggi hingga tahun depan.
“Ke depan kita lihat analisa dari restart dan plat masih diperkirakan masih di atas US$70 dollar per barel tahun depan,” kata Dwi kepada wartawan usai rapat.
Mengacu catatan Kementerian ESDM, harga minyak mentah Indonesia pada April 2022 ini mencapai US$102,51 per barel turun dibandingkan Maret 2022 yang mencapai US$113,5 per barel.
Dwi menjelaskan, konflik Ukraina dengan Rusia membuat proyeksi harga minyak mentah menjadi lebih sulit terbaca. “Normalnya itu saja nggak bisa nebak secara pasti, apalagi ini nggak normal (ada konflik Ukraina),” kata Dwi.
Baca juga: Indonesia Bentuk Gugus Tugas Nasional Local Currency Settlement
Dia mengatakan pada tahun penerimaan negara akan dipatok. Sehingga dengan harga ICP yang tinggi, membuat target realisasi penerimaan negara bisa tercapai.
Sebelumnya SKK migas mencatat penerimaan negara hulu minyak dan gas pada kuartal I/2022 mencapai US$4,36 miliar, jumlah itu sudah 44% dari target penerimaan negara pada tahun ini sebesar US$9,95 miliar. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News