1
1

Hingga Agustus 2022, Pemerintah Masih Catatkan Surplus APBN 0,58%

Ilustrasi perekonomian nasional. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Realisasi APBN sampai akhir Agustus 2022 mencatat surplus 0,58% terhadap PDB atau Rp107,4 triliun. Pencapaian APBN 2022 diupayakan sesuai target mempertimbangkan dinamika tahun 2022 dan keberlanjutan APBN 2023.

Melalui keterangan resminya, Kementerian Keuangan menyatakan pembiayaan APBN tetap mengedepankan prinsip prudent, fleksibel, dan oportunistik. Realisasi pembiayaan utang hingga Agustus 2022 mencapai Rp331,2 triliun atau 35,1 persen dari target yang ditetapkan. Realisasi ini jauh lebih rendah, atau turun 40,1% dibandingkan realisasi bulan Agustus tahun lalu.

Realisasi tersebut terdiri dari realisasi SBN (Neto) sebesar Rp317,3 triliun dan realisasi Pinjaman (Neto) sebesar Rp13,8 triliun. Di tahun 2022, pemerintah melanjutkan implementasi SKB I dan III, sekaligus sebagai tahun terakhir pelaksanaan SKB. Hingga 24 September 2022, SKB I (BI sebagai standby buyer) telah tercapai sebesar Rp40,03 triliun, sementara realisasi SKB III mencapai Rp95,42 triliun.

|Baca juga: Realisasi Belanja Negara per Agustus 2022 Mencapai Rp1.657 Triliun

Menghadapi peningkatan risiko global, pemerintah telah melakukan beberapa penyesuaian strategi pembiayaan melalui utang di tahun 2022, antara lain: (i) Optimalisasi SBN domestik melalui SKB III sepanjang semester II disesuaikan dengan realisasi belanja PEN, (ii) Penyesuaian target lelang SBN, (iii) Penyesuaian target SBN valas mempertimbangkan kondisi kas pemerintah dan dinamika pasar keuangan, (iv) Upsizing SBN Ritel yang juga sebagai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan partisipasi investor domestik, dan (v) Penarikan pinjaman program yang fleksibel disesuaikan dengan kondisi pemenuhan pembiayaan pemerintah.

Kondisi global masih menghadapi tantangan berat seperti potensi resesi, isu geopolitik, risiko stagflasi, pengetatan moneter (teragresif sejak 1980), dan volatilitas komoditas global.

|Baca juga: Ini Dia Pokok-Pokok APBN 2023, Simak Detailnya

Di lain sisi, optimisme pemulihan ekonomi domestik berlanjut didorong konsumsi masyarakat dan kinerja ekspor. Namun, tren peningkatan risiko global dan peningkatan inflasi (domestik) yang berasal dari kenaikan harga energi dan pangan global perlu terus diwaspadai. Di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif, peran APBN sebagai shock absorber perlu dijaga agar tetap berfungsi optimal. Kinerja APBN bulan Agustus terjaga, ditopang kinerja pendapatan yang baik dan belanja yang tumbuh positif. Ketangguhan APBN berperan utama menopang konsolidasi fiskal 2023.

“APBN yang kinerjanya juga relatif baik, juga akan memberikan instrumen bagi perlindungan untuk masyarakat dan perekonomian, hari ini dan ke depan. Tentu APBN harus menjadi instrumen yang terus dijaga kesehatannya, karena ke depan goncangan-goncangan masih akan terus terjadi dan kita perlu untuk terus menjaga, agar pemulihan tetap bisa berjalan secara berkeadilan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Realisasi Belanja Negara per Agustus 2022 Mencapai Rp1.657 Triliun
Next Post Per Agustus 2022, Pendapatan Negara Capai 77,9% dari Pagu APBN

Member Login

or