Penurunan PDB ini serupa dengan kontraksi 4 persen pada kuartal kedua, akibat sanksi negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa yang menghujani Moskow dengan rentetan sanksi ekonomi dan pribadi sejak Putin memerintahkan pengerahan pasukan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
|Baca juga: BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Tinggi di 2023
Tercatat aktivitas perdagangan Rusia mengalami penurunan signifikan, perdagangan grosir anjlok 22,6 persen dan perdagangan ritel turun 9,1 persen. Adapun konstruksi dan pertanian masih tercatat meningkat masing-masing sebesar 6,7 persen dan 6,2 persen.
Menurut kantor Boris Titov, komisaris presiden untuk pengusaha, sekitar sepertiga dari 5.800 perusahaan Rusia yang disurvei baru-baru ini mengalami penurunan penjualan dalam beberapa bulan terakhir.
Pada 8 November, Bank Sentral Rusia memperkirakan produk domestik bruto akan berkontraksi sebesar 3,5 persen tahun ini. IMF dan Bank Dunia masing-masing memperkirakan penurunan PDB Rusia sebesar 3,4 persen dan 4,5 persen.
Gubernur Bank Sentral Rusia Nabiullina mengatakan pekan lalu bahwa sanksi Barat sangat kuat dan memperingatkan dampaknya terhadap ekonomi Rusia dan global tidak boleh diremehkan.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News