1
1

Impor Indonesia Februari 2024 Naik 15,84% Yoy

Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai impor Indonesia Februari 2024 mencapai US$18,44 miliar, turun 0,29 persen dibandingkan Januari 2024 atau secara month to month (mtm). Nilai impor ini naik 15,84 persen dibandingkan Februari 2023 atau secara year on year (yoy).

Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti, menjelaskan bahwa impor migas Februari 2024 tercatat sebesar US$2,98 miliar, naik 10,42 persen mtm atau jika dibandingkan Januari 2024. Nilainya naik 23,82 persen yoy, jika dibandingkan nilai impor migas pada Februari 2023.

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2024 mencapai US$39,80 miliar atau turun 8,81 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$37,19 miliar atau turun 9,24 persen,” kata Amalia dalam jumpa pers secara daring, Jumat, 15 Maret 2024.

|Baca juga: Nilai Impor Indonesia Oktober 2023 Naik 7,68 Persen Jadi US$18,67 Miliar

Lebih lanjut ditambahkan bahwa impor nonmigas Februari 2024 senilai US$15,46 miliar, turun 2,12 persen dibandingkan Januari 2024. Nilainya naik 14,42 persen dibandingkan Februari 2023.

Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Februari 2024, mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$112,0 juta (3,91 persen) dibandingkan Januari 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah kendaraan dan bagiannya US$87,5 juta (13,36 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2024 adalah China sebesar US$11,87 miliar (37,98 persen), Jepang US$2,24 miliar (7,17 persen), dan Thailand US$1,87 miliar (5,98 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$5,54 miliar (17,73 persen) dan Uni Eropa US$1,92 miliar (6,15 persen).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Februari 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang konsumsi US$672,9 juta (22,73 persen). Sementara itu bahan baku atau penolong turun US$1.087,2 juta (4,23 persen), dan barang modal US$812,5 juta (14,20 persen).

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Singlife Luncurkan 2 Produk Asuransi Demi Tingkatkan Keamanan Finansial
Next Post Serahkan 22 Sertifikat Tanah Wakaf, Wamen ATR: Semua Umat Berhak Dapatkan Kepastian Hukum!

Member Login

or