1
1

Indonesia Punya Modal Kuat Hadapi Tahun 2023

Aktivitas Ekonomi di DKI Jakarta. | Foto: Arief Wahyudi
Media Asuransi, JAKARTA – Kondisi fiskal Indonesia tercatat cukup solid pada awal tahun 2023 seiring dengan surplus APBN yang mencapai Rp90,8 triliun pada Januari 2023.

Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – 1M23 fiscal update: Starting the year with solid fiscal balance, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menerangkan keseimbangan fiskal pada bulan pertama 2023 mencatat surplus yang cukup tinggi sebesar Rp90,8 triliun atau setara dengan 0,4% terhadap PDB (vs surplus Rp29,6 triliun di bulan pertama 2022, atau 0,2% terhadap PDB).

Surplus fiskal tersebut didorong oleh penerimaan pemerintah yang solid di Rp232,2 triliun, dengan pendapatan pajak dalam negeri, yang menyumbang 69,9% dari total pendapatan pemerintah pada bulan pertama 2023, mencapai Rp162,2 triliun. Sementara itu, PNBP meningkat signifikan sebesar 103,0% YoY menjadi Rp45,9 triliun (10,4% dari target FY23), dengan pendapatan dari sumber daya nonmigas tercatat mencapai Rp14,8 triliun (22,9% dari target FY23), tumbuh sebesar 300% YoY.

|Baca juga: OJK: Kondisi Perekonomian Global di Awal Tahun 2023 Lebih Baik

Rully menjelaskan realisasi belanja pemerintah mencapai Rp141,4 triliun (4,6% dari target) di 1M23, tumbuh sebesar 11,2% YoY dibandingkan dengan realisasi tahun lalu di Rp127,2 triliun (4,7% dari target). Pengeluaran prioritas masih dipertahankan, termasuk kesehatan di Rp5,3 triliun (+12,0% YoY), ketahanan pangan di Rp0,9 triliun (+18,4% YoY), dan perlindungan sosial di Rp14,6 triliun (+6,2% YoY).

Untuk transfer daerah, pemerintah menghabiskan Rp58,2 triliun (7,1% dari target FY23), tumbuh 5,9% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp54,9 triliun (7,5% dari anggaran FY22). “Sebagai catatan, transfer daerah menjadi alat yang sangat penting untuk kebijakan fiskal, karena menyumbang 26,6% dari total belanja anggaran FY23 sebesar Rp814,7 triliun.

Dengan kondisi fiskal yang cukup baik, Rully menjelaskan pembiayaan dari penerbitan obligasi pemerintah cukup efisien. Sampai dengan tanggal 14 Februari 2023, pemerintah telah melakukan penerbitan SBN sebesar Rp167,2 triliun (23,5% dari target FY23).

Namun demikian, imbal hasil 10Y obligasi pemerintah Indonesia cenderung naik dalam beberapa minggu terakhir, mencapai 6,80% pada perdagangan minggu lalu. Menurut Rully, angka tersebut merupakan level tertinggi dalam lebih dari sebulan, dipengaruhi oleh imbal hasil UST 10Y juga memiliki tren kenaikan karena kekhawatiran atas kenaikan suku bunga kebijakan The Fed yang lebih tinggi dari perkiraan. “Secara keseluruhan, permintaan obligasi pemerintah Indonesia masih solid, dengan prospek inflasi domestik yang lebih baik tahun ini serta neraca fiskal yang solid.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allianz Catatkan Kenaikan Laba Operasional untuk Asia sebesar 17 Persen
Next Post Astra Sedaya Siapkan Rp8,99 miliar, Siap Bayar Obligasi

Member Login

or