1
1

Jaga Kinerja Neraca Dagang, Pemerintah Terus Antisipasi Berbagai Risiko Global  

Kegiatan di pelabuhan peti kemas tanjung priok. | Foto: JITC

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah akan terus mengantisipasi berbagai risiko pada perekonomian global yang berpotensi mempengaruhi kinerja neraca perdagangan Indonesia. 

“Selain terus menggulirkan program penanganan pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk dukungan pembiayaan ekspor melalui penjaminan kredit, Pemerintah juga akan terus berupaya mengatasi berbagai kendala struktural yang dihadapi sektor seperti perbaikan logistik melalui percepatan pembangunan infrastruktur, penyederhanaan berbagai perijinan dan lisensi, penguatan National Logistic Ecosystem (NLE), serta penyediaan berbagai fasilitas seperti Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE), pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Dia menjelaskan, kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2022 tetap tumbuh kuat sebesar 25,31% year on year (yoy) atau sebesar US$19,16 miliar di tengah meningkatnya risiko dan moderasi pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global. Menurutnya, pertumbuhan ekspor ini hanya sedikit melambat dibandingkan Desember 2021 karena faktor musiman. “Ekspor yang tetap tumbuh kuat ini menunjukkan bahwa merebaknya varian Omicron tidak berdampak signifikan pada aktivitas produksi dan ekspor,” jelasnya. 

|Baca juga: Bank Indonesia: Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut

Ekspor non-migas tumbuh tinggi sebesar 26,74% (yoy), sedangkan ekspor migas tumbuh lebih moderat di 1,96% (yoy). Secara kumulatif, nilai ekspor Januari 2022 dimulai dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan prapandemi (Januari 2020) yang didorong oleh peningkatan harga komoditas utama. “Ke depan, kinerja ekspor diperkirakan masih akan kuat didukung oleh permintaan maupun harga yang masih tinggi,” jelas Febrio.

Secara sektoral, pada Januari 2022, ekspor dari sektor-sektor utama mencatatkan pertumbuhan yang tetap kuat. Sektor manufaktur tumbuh tinggi sebesar 31,16% (yoy), disusul oleh sektor pertanian (11,54%), dan sektor pertambangan (3,87%). Sementara itu, pangsa pasar ekspor Indonesia masih didominasi oleh negara China, AS, dan ASEAN.  

Kinerja impor juga masih kuat, mencerminkan aktivitas konsumsi dan produksi dalam negeri yang terus menunjukkan pemulihan. Di bulan Januari 2022, impor tumbuh kuat sebesar 36,77% (yoy) atau USD 18,23 miliar. Impor migas tumbuh sebesar 43,66% (yoy) disusul oleh impor nonmigas yang tumbuh sebesar 35,86% (yoy). Febrio menjelaskan, ke depannya, kinerja impor di 2022 diperkirakan semakin meningkat sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

Dilihat dari jenis penggunanya, impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 41,94% (yoy), disusul oleh impor bahan baku/penolong yang tumbuh sebesar 39,57% (yoy) dan impor barang konsumsi yang tumbuh di 10,25% (yoy). “Peningkatan impor bahan baku dan barang modal mencerminkan berlanjutnya peningkatan aktivitas industri dalam negeri baik untuk memenuhi pasar domestik maupun ekspor. Sementara itu, meningkatnya impor barang konsumsi mencerminkan pulihnya aktivitas konsumsi domestik dan daya beli masyarakat,” lanjut Febrio.

Surplus neraca perdagangan berlanjut pada Januari 2022, sebesar US$0,93 miliar, menandai tren surplus selama 21 bulan berturut-turut. Dibandingkan bulan Desember 2021 yang tercatat sebesar US$1,01 miliar, surplus neraca perdagangan Januari 2022 sedikit lebih rendah, hal ini terutama, terkait faktor musiman permintaan ekspor dari pasar luar negeri pada satu sisi, namun pada sisi lainnya permintaan domestik masih dalam tren meningkat pasca periode penyebaran varian Delta (pent up demand), baik terkait aktivitas konsumsi maupun produksi sejalan dengan pemulihan ekonomi dalam negeri.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Indonesia: Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut
Next Post Grup Astra Berhasil Jual Mobil 44.308 Unit di Januari 2022

Member Login

or