Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menahan diri untuk tidak meningkatkan suku bunga kebijakannya untuk menjaga selisih dengan FFR. Langkah tersebut dinilai akan kontraproduktif dan dapat berdampak negatif pada ekonomi domestik.
Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – Macro Update – September’s FX reserves: A notable decline, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan pada akhir bulan September, cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan yang signifikan, turun US$2,2 miliar menjadi US$134,9 miliar.
“Alasan utama di balik penurunan signifikan ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan untuk menstabilkan rupiah Indonesia di tengah peningkatan volatilitas pasar global. Penting diketahui bahwa pelemahan rupiah tidak disebabkan oleh cerminan kondisi ekonomi Indonesia yang memburuk, melainkan sebagai konsekuensi dari sentimen global yang terjadi saat ini.”
|Baca juga: Bank Indonesia Putuskan BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 5,75 Persen
Dia menerangkan sentimen pasar global mengalami perubahan yang cepat dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Maret tahun ini, rupiah mencapai titik tertingginya pada Rp14.670 per USD. Namun, sejak saat itu, rupiah mengalami depresiasi sebesar 6,6% sampai dengan penutupan hari Jumat lalu. Untungnya, kinerja rupiah terlihat relatif lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa mata uang global lainnya. Tren apresiasi USD ini dipengaruhi oleh kinerja ekonomi AS yang lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sebagai konsekuensi, sambungnya, FOMC mengisyaratkan tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga di tahun 2024 seagresif yang diharapkan, dari sebelumnya empat kali menjadi hanya dua kali.
Rully mengantisipasi terjadinya kesamaan tingkat suku bunga kebijakan antara AS dan Indonesia bulan depan, dengan kemungkinan the Fed akan menaikkan suku bunga kebijakannya menjadi 5,75%, memberikan sedikit ruang untuk pemotongan suku bunga di Indonesia karena kemungkinan berlanjutnya tekanan pada rupiah.
Di sisi lain, Rully percaya bahwa BI akan menahan diri untuk tidak meningkatkan suku bunga kebijakannya untuk menjaga selisih dengan FFR. Hal tersebut akan kontraproduktif dan dapat berdampak negatif pada ekonomi domestik. “Kami memperkirakan bahwa BI akan terus menerapkan kebijakan stabilisasi untuk menjaga stabilitas rupiah terhadap USD.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News