Media Asuransi, JAKARTA – Memiliki rumah baru adalah pencapaian besar sekaligus awal perjalanan yang penuh tantangan. Setelah melewati proses panjang membeli atau membangun rumah, langkah berikutnya yang tak kalah penting adalah mengisi rumah dengan berbagai kebutuhan.
|Baca juga: Jahja Setiaatmadja Kembali Tambah Kepemilikan Sahamnya di BCA (BBCA), Jadi Berapa?
|Baca juga: Ini Profil Jung Ho Han, Direktur KB Bank Indonesia (BBKP) yang Lepas Seluruh Sahamnya
Namun, euforia sering kali membuat seseorang kalap belanja tanpa perhitungan, sehingga anggaran cepat membengkak. Mengutip Bank Neo Commerce, Minggu, 14 September 2025, agar terhindar dari kesalahan umum tersebut, menyusun anggaran isi rumah baru dengan strategi yang matang adalah kunci:
1. Tentukan skala prioritas
Tidak semua perabot dan perlengkapan rumah tangga harus dibeli sekaligus. Kunci utamanya adalah membuat daftar prioritas sesuai kebutuhan mendesak. Misalnya, kamar tidur memerlukan kasur yang nyaman, sprei, dan lemari pakaian.
Ruang dapur memerlukan kompor, peralatan masak sederhana, serta kulkas bila anggaran memungkinkan. Sementara dekorasi tambahan atau furnitur non-esensial bisa ditunda hingga anggaran lebih longgar. Dengan begitu, rumah tetap fungsional meski belum terisi sempurna.
2. Bedakan kebutuhan dan keinginan
Kesalahan klasik saat mengisi rumah baru adalah membeli berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan. Sofa besar, meja makan mewah, atau televisi layar raksasa mungkin terlihat menggoda, tetapi belum tentu penting di tahap awal. Cobalah menggunakan prinsip mana yang akan dipakai setiap hari, mana yang bisa menunggu. Dengan begitu, keputusan belanja akan lebih rasional dan hemat.
3. Tentukan anggaran Berdasarkan Ruangan
Membagi anggaran per ruangan bisa membantu mengontrol pengeluaran. Misalnya, alokasikan 40 persen anggaran untuk ruang tamu dan kamar tidur (karena perabot biasanya lebih mahal), 30 persen untuk dapur, 20 persen untuk kamar mandi, dan sisanya 10 persen untuk area tambahan seperti balkon, halaman, atau ruang kerja. Skema ini bisa disesuaikan dengan gaya hidup dan kebutuhan masing-masing penghuni.
|Baca juga: AAUI Catat Klaim Asuransi Umum Capai Rp21,17 Triliun di Semester I/2025
|Baca juga: Begini 3 Jurus Pamungkas dari Pemerintah Perangi Sampah Informasi
4. Siapkan dana cadangan
Saat mengisi rumah baru, selalu ada pengeluaran tak terduga. Misalnya, biaya pengiriman furnitur, pemasangan AC, atau pembelian peralatan kecil seperti lampu tambahan, rak penyimpanan, hingga peralatan kebersihan. Karena itu, siapkan dana cadangan sekitar 10–15 persen dari total anggaran. Dana ini akan menyelamatkanmu dari stres ketika ada biaya ekstra di luar rencana.
5. Manfaatkan barang lama dan multifungsi
Mengisi rumah baru tidak selalu berarti membeli semua barang dari nol. Barang lama yang masih layak pakai tetap bisa diintegrasikan dengan desain rumah baru. Selain itu, pilihlah perabot multifungsi untuk menghemat ruang sekaligus anggaran. Contohnya, sofa bed yang bisa dijadikan tempat tidur tamu, meja lipat yang fleksibel, atau lemari dengan banyak kompartemen.
6. Bandingkan harga dan cari promo
Belanja perabot kini semakin mudah berkat e-commerce dan toko furnitur online. Manfaatkan kesempatan ini untuk membandingkan harga, membaca ulasan, dan mencari promo musiman. Banyak brand menawarkan diskon khusus saat periode tertentu, seperti akhir tahun atau perayaan besar. Namun, tetap disiplin: jangan tergoda membeli hanya karena harga murah jika barangnya tidak benar-benar dibutuhkan.
7. Jangan abaikan perabot kecil
Ketika menyusun anggaran, banyak orang hanya fokus pada barang besar seperti kasur, sofa, atau lemari. Padahal, perlengkapan kecil justru sering membuat pengeluaran membengkak. Contohnya, alat makan, peralatan dapur, ember, alat kebersihan, hingga tirai jendela. Walau terlihat sepele, totalnya bisa signifikan. Karena itu, buat daftar detail agar tidak kaget saat menghitung semua kebutuhan kecil tersebut.
|Baca juga: Investor Asal Korea Selatan Lepas Seluruh Kepemilikan Saham di Bank KB Indonesia, Ada Apa?
|Baca juga: Saham Bank KB Indonesia (BBKP) Bergejolak, Ini Jawaban Resmi Perusahaan!
8. Pertimbangkan investasi jangka panjang
Saat membeli barang untuk rumah, jangan hanya mempertimbangkan harga termurah. Ada baiknya menimbang kualitas dan daya tahan. Misalnya, kasur yang baik bisa digunakan hingga 10 tahun, sementara kasur murah mungkin hanya bertahan 2–3 tahun. Begitu pula dengan peralatan elektronik hemat energi yang dapat mengurangi biaya listrik dalam jangka panjang. Dengan memilih barang berkualitas, kamu sebenarnya sedang berinvestasi untuk masa depan.
9. Sisakan ruang untuk dekorasi
Meski fungsi adalah prioritas utama, jangan lupakan unsur kenyamanan dan estetika. Dekorasi sederhana seperti tanaman hias, karpet kecil, atau bingkai foto bisa membuat rumah terasa lebih hidup. Tidak perlu mahal, bahkan DIY (do-it-yourself) bisa jadi pilihan menyenangkan sekaligus hemat. Ingat, rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga cerminan kepribadian penghuninya.
10. Belanja bertahap
Terakhir, jangan merasa harus mengisi rumah baru dalam hitungan minggu. Mengisi rumah adalah proses yang bisa dilakukan secara bertahap. Justru, dengan menunggu, kamu punya waktu untuk benar-benar memahami ritme kehidupan di rumah baru, sehingga barang yang dibeli nantinya benar-benar sesuai kebutuhan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News