1
1

Joe Biden Pede AS Tak Bakal Resesi, Ini Alasannya

Presiden Amerika Serikat Joe Biden. | Foto: ist

Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden buka suara soal resesi di negerinya. Dia mengaku tak melihat itu meski angka PDB yang akan dirilis akhir pekan ini mungkin menunjukkan ekonomi menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut.

Perlu diketahui, resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Secara umum, resesi terjadi ketika ekonomi tumbuh negatif dua kuartal beruntun.

Baca juga: Harga Emas Masih Berpeluang Turun

“Kami tidak akan berada dalam resesi dalam pandangan saya,” kata Biden kepada wartawan, dikutip AFP, Selasa, 26 Juli 2022.

Biden sendiri mengutip angka ketenagakerjaan. Menurutnya datanya masih kuat.

Data lapangan kerja AS pada Juni tetap dengan 372.000 pekerjaan tercipta. Sedangkan tingkat pengangguran bertahan di kisaran 3,6%.

Dia mengatakan melihat ‘soft landing’ pada ekonomi AS. Menurutnya, AS beralih dari pertumbuhan yang cepat ke pertumbuhan yang stabil.

Biden sejalan dengan para menterinya memang ‘meremehkan’ kekhawatiran akan resesi saat ini. Meskipun saat ini inflasi di AS, menembus 9,1% dan bank sentral The Fed menaikkan suku bunga 75 bps untuk menahannya.

Baca juga: MARKET REVIEW: Sektor Teknologi & Keuangan Pimpin Pelemahan IHSG

Sebelumnya, PDB AS turun 1,6% secara tahunan pada kuartal pertama (Q1) tahun ini. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan, ekonomi AS pada Q2 yang hanya akan tumbuh 0,4%.

Sebelumnya, mengutip CNN International, beberapa konsumen di Negeri Paman Sam memang sudah sulit membayar tagihan mereka tepat waktu. Sejumlah data, merujuk hal tersebut.

Raksasa kartu kredit Discover dan Capital One misalnya. Keduanya mencatat jatuhnya pendapatan kuartalan, dipicu tunggakan yang naik.

Kedua perusahaan juga meningkatkan cadangan mereka untuk kerugian kredit di masa depan. Ini jadi langkah peringatan yang menunjukkan kekhawatiran arah ekonomi selama beberapa bulan ke depan.

Merujuk laman yang sama, sebenarnya, banyak faktor makro yang berperan. Inflasi masih merajalela menjadi salah satunya.

Fenomena sama juga terjadi di layanan telekomunikasi nirkabel (wireless). AT&T mengatakan dalam laporan pendapatannya, para pelanggannya membayar tagihan bulanan mereka lebih lambat dari biasanya.

Saingannya, Verizon juga melaporkan pendapatan yang sama dan membuat perusahaan menurunkan prospeknya untuk tahun ini. Seperti AT&T, Verizon juga melihat beberapa pelanggan mulai merasakan kesulitan membayar. Aha

 

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Harga Emas Masih Berpeluang Turun
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana  Return Tertinggi YTD 22 Juli 2022

Member Login

or