1
1

Jokowi Bangga Indonesia Disebut Sang Pencerah oleh IMF

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. | Foto: Bpmi Sekretariat Presiden
Media Asuransi, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara G20 di tengah ketidakpastian global. Dana Moneter Internasional (IMF) pun memberi pujian atas pencapaian ekonomi Indonesia tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebut Indonesia sebagai titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia.

“Ini yang ngomong bukan kita lo ya, (tapi) Kristalina Managing Director-nya IMF. Titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Akan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu sehingga trust, kepercayaan global kepada kita akan makin baik karena memang kita harus hati-hati,” kata Jokowi saat membuka Trade Expo Indonesia, Rabu, 19 Oktober 2022.

Meskipun semua indikator berada pada kondisi yang baik, Jokowi mengingatkan semua pihak untuk terus bekerja keras karena hal tersebut merupakan kunci utama dalam menghadapi kondisi sulit seperti sekarang. Untuk itu, Jokowi mendorong semua pihak untuk bekerja tidak hanya makro dan mikro saja, tetapi juga detail.

“Kerja sekarang memang harus lebih detail, dilihat satu per satu, dan dikejar, diselesaikan. Itulah kerja yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Enggak bisa lagi kita hanya kerja makro saja, bisa luput, bisa meleset,” ucapnya.

Pasalnya, kerja detail itu juga diperlukan dalam mengatasi inflasi. Jika di negara lain inflasi hanya menjadi urusan bank sentralnya saja, maka di Indonesia inflasi harus diselesaikan dengan kolaborasi banyak pihak baik otoritas moneter, otoritas fiskal, hingga pemerintah daerah.

“Sebulan yang lalu saya sudah perintahkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk ikut memakai APBD, menutup dari APBD ongkos transportasi dari produsen ke pasar, dari produsen ke konsumen. Dua-duanya bergerak bersama-sama, otoritas moneter bergerak, otoritas fiskal bergerak, kemudian daerah juga bergerak,” jelasnya.

Dalam perbincangan telepon dengan Direktur Pelaksana IMF, Jokowi mendapatkan kabar bahwa saat ini ada 16 negara yang sudah menjadi pasien IMF, serta ada 28 negara lainnya sedang mengantre di depan pintu IMF.

Oleh karena itu, Jokowi mengajak semua pihak untuk mensyukuri capaian ekonomi Indonesia yang masih tumbuh 5,44% di kuartal II tahun 2022.

“Saya masih meyakini di kuartal III ini kita juga masih tumbuh di atas 5%, atau di atas 5,4% karena angka-angka yang kita lihat neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7%, kredit tumbuh 10,7%, Indeks Kepercayaan Konsumen masih di angka 124,7,” ungkapnya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET BRIEF: Saham-Saham AS Berbalik Melemah
Next Post Saham Unilever (UNVR) Diserbu Asing, Ada Apa?

Member Login

or