1
1

Kembangkan Ekonomi Sirkular, STM PPM Berkolaborasi dengan WWF Indonesia  

© WWF-Indonesia-Rifky- Rekam Nusantara

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam upaya kerja sama untuk mengembangkan dan memperkuat ekonomi sirkular, Sekolah Tinggi Manajemen PPM melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Jumat, 27 Mei 2022, bersama Yayasan WWF Indonesia melalui program Plastic Smart Cities.

MoU ini memperkuat dasar kerja sama antara Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan Yayasan WWF Indonesia selama 2022-2023, terutama terkait rencana pendirian Center of Excellent Circular Economy.

Bertempat di Auditorium Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Jakarta Pusat, acara penandatanganan MoU ini dilakukan sebagai Pelaksana Tugas Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Pepey Riawati Kurnia dan Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif WWF-Indonesia, Aditya Bayunanda, disaksikan oleh CEO WWF-Norway, Karoline Andaur selaku donor utama program Plastic Smart Cities WWF-Indonesia, dan Najelaa Shihab selaku Anggota Board WWF-Indonesia.

|Baca juga: OJK Siap Keluarkan Dokumen Taksonomi Hijau

Pepey Riawati Kurnia mengatakan bahwa ekonomi sirkular merupakan alternatif solusi yang dapat ditawarkan untuk menggantikan sistem ekonomi linear tradisional yang menggunakan model ambil- pakai- buang (take – make – dispose) yang selama ini berjalan.

Kami berharap, kerja sama yang telah dibangun antara Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan Yayasan WWF Indonesia mampu memperkuat implementasi sistem ekonomi sirkular ini ke berbagai lini industri dan lapisan masyarakat di Indonesia,” katanya.

Dia menjelaskan penandatanganan MoU antara Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan Yayasan WWF Indonesia ini merupakan bentuk penguatan jalinan kerja sama dalam pengembangan dan penyempurnaan ekosistem sirkular melalui pendirian Center of Excellent Circular Economy.

Unit ini nantinya diharapkan dapat menjadi pusat penguatan kapasitas sumberdaya manusia, pengetahuan, wadah berbagi gagasan dan jejaring yang berhubungan dengan ekonomi sirkular, khususnya terkait management Circular plastik,” terang Aditya Bayunanda.


Alternatif Baru
Polusi plastik adalah masalah mendesak dengan dampak besar dan merugikan pada kesehatan ekosistem laut, integritas pasokan makanan, dan mata pencaharian. Diperkirakan antara 4,8-12,7 Mt plastik terakumulasi di lautan setiap tahun (Jambeck et al., 2015), 80% di antaranya diyakini berasal dari sumber berbasis darat sedangkan 20% sisanya dari sumber berbasis laut,  seperti perikanan dan industri perkapalan (Ocean Conservancy, 2017).

|Baca juga: Indonesia Siap Capai Target Penurunan Emisi Karbon 2030

Sekitar 75% kebocoran dari sumber berbasis lahan diperkirakan berasal dari sampah yang tidak terkumpul (Ocean Conservancy, 2017). Dibutuhkan solusi yang dapat mengurangi dampak kolektif yang disebabkan limbah plastik yang dihasilkan masyarakat, yang dapat menjadi ancaman global bagi bumi.

Sebagai alternatif dari ekonomi linier tradisional, ekonomi sirkular mengutamakan penggunaan sumber daya, sampah, emisi, dan energi terbuang secara minimal. Hal ini dicapai melalui penutupan siklus produksi-konsumsi dengan memperpanjang umur produk, inovasi desain, pemeliharaan, penggunaan kembali, remanufaktur, daur ulang ke produk semula (recycling), dan daur ulang menjadi produk lain (upcycling).

Sekolah Tinggi Manajemen PPM bersama dengan Yayasan WWF Indonesia berkomitmen untuk membangun dan memperkuat landasan kerja sama untuk kegiatan yang akan diselenggarakan ke depannya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post LPDP dan Kemenkomarves Buka Beasiswa S2, Cek Syarat & Jadwal Pendaftarannya  
Next Post Laporan Afi & CDP: Risiko Kerugian Deforestasi Capai US$80 Miliar

Member Login

or