Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Update bertajuk Macro Update – 2022 fiscal realization: Consolidation comes in early, ekonomi Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan bahwa sepanjang tahun 2022, Indonesia mencatatkan defisit fiskal yang cukup terjaga, sebesar Rp464,3 triliun, atau 2,4% terhadap PDB (vs. defisit Rp775,1 triliun, atau 4,57% dari PDB pada tahun 2021).
|Baca juga: Kondisi Fiskal & Keseimbangan Eksternal Bakal Sokong Pemulihan Ekonomi Indonesia
“Kondisi fiskal Indonesia yang cukup baik didukung oleh penerimaan pemerintah yang mencapai Rp2.626,4 triliun, tumbuh 30,6% yoy dibanding penerimaan di tahun 2021 yang sebesar Rp2.011,3 triliun, sedangkan realisasi belanja pemerintah tahun 2022 mencapai Rp3.090,8 triliun (99,5% dari target 2022),” katanya.
Sepanjang tahun 2022, belanja pemerintah mencapai Rp3.090,8 triliun, yang mencakup belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.274,5 triliun (98,8% APBN 2022) dan transfer ke daerah sebesar Rp816,2 triliun (101,4% dari target 2022). Sementara itu, pendapatan pajak tumbuh 34,3% yoy menjadi Rp1.716,8 triliun (115,6% dari anggaran 2022), yang mencakup pajak penghasilan non-migas sebesar Rp920,4 triliun, serta pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah sebesar Rp687,6 triliun.
Dengan kondisi fiskal yang cukup baik, jelas Rully, pembiayaan melalui penerbitan obligasi pemerintah jauh lebih rendah dari yang direncanakan sebelumnya, sebesar Rp658,8 triliun (68,5% dari yang direncanakan sebesar Rp961,4 triliun), turun 20,9% yoy dibandingkan dengan penerbitan obligasi pemerintah tahun 2021.
“Di tengah gejolak pasar, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun tetap terkendali, ditutup pada 6,94% di akhir tahun 2022, naik 55,8bps dibandingkan dengan YE21, lebih rendah dibandingkan kenaikan imbal hasil surat berharga pemerintah AS tenor 10 tahun yang sebesar 236,5bps pada periode yang sama,” jelasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News