Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit perbankan tetap kuat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit mencapai 10,27 persen year on year (yoy), didorong oleh sisi penawaran dan permintaan.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut, dukungan pendanaan dari pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) yang masih terjaga, serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan KLM (Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial).
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.
|Baca juga:Kredit Perbankan di 2024 Rp7.827 Triliun, Tumbuh 10,39%
Berdasar kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 8,40 persen yoy, kredit investasi naik 13,22 persen yoy, dan kredit konsumsi meningkat 10,37 persen yoy. Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,71 persen yoy, sementara kredit UMKM tumbuh 2,88 persen yoy.
“Ke depan, Bank Indonesia akan turut mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam jumpa pers secara daring, Rabu, 19 Februari 2025.
Lebih lanjut dia jelaskan bahwa Bank Indonesia terus memperkuat efektivitas implementasi KLM. Mulai 1 Januari 2025, KLM diarahkan untuk mendorong kredit perbankan untuk mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
|Baca juga: Proyeksi Perbankan 2025: Optimistis Pertumbuhan Kredit Melaju Lebih Tinggi
Insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, yaitu antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau.
Hingga minggu kedua Februari 2025, Bank Indonesia telah memberikan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024. Insentif dimaksud telah diberikan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp129,2 triliun, bank BUSN sebesar Rp131,9 triliun, BPD sebesar Rp28,7 triliun, dan KCBA sebesar Rp4,9 triliun.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk mendukung kesuksesan program-program dalam Asta Cita melalui peningkatan KLM guna mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas, termasuk sektor perumahan dan pertanian,” jelas Perry Warjiyo.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News