Media Asuransi, JAKARTA – Deputi Kepala Misi Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath menyoroti pentingnya kebijakan perumahan yang berpihak pada masyarakat dalam mendorong kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi, serta penciptaan lapangan kerja.
“Perumahan yang mendahulukan masyarakat merupakan topik yang sangat penting. Rumah itu lebih dari sekadar bangunan. Membantu orang bisa hidup dengan rasa aman dan bisa mengembangkan keluarganya,” ujar Gita, dalam Indonesia Economic Prospect, di Jakarta, Senin, 23 Juni 2025.
|Baca juga: Begini Cara Mengetahui Investasi Saham Sudah Sesuai Syariah atau Belum
|Baca juga: Danantara Bakal Rampingkan 16 Perusahaan Asuransi BUMN, Ini Tujuannya!
Gita menjelaskan rumah tidak sekadar memenuhi kebutuhan dasar saja, tetapi juga memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ia juga menyinggung istilah pangan, sandang, dan papan yang kerap digunakan di Indonesia untuk menggambarkan tiga kebutuhan pokok manusia.
Dirinya menekankan dari ketiga kebutuhan dasar tersebut, papan dalam hal ini rumah masih menjadi tantangan besar yang sulit dijangkau banyak keluarga, baik di Indonesia maupun Australia. Di kedua negara tersebut, isu ini telah menjadi perhatian nasional dan masuk dalam agenda prioritas pemerintah.
“Di Indonesia, Presiden Prabowo telah menjadikannya sebuah prioritas untuk menyediakan rumah yang terjangkau bagi keluarga berpendapatan rendah. Dalam hal ini, dengan menyediakan tiga juta rumah,” ujarnya.
|Baca juga: Nama Bank Jakarta Jadi Merek Dagang Baru Bank DKI, Berikut Filosofinya
|Baca juga: Pramono Anung: Bank Jakarta Harus Profesional dan Siap IPO
Australia juga tengah menghadapi krisis keterjangkauan rumah yang cukup serius dalam beberapa tahun terakhir. Gita menjelaskan Pemerintah Australia menargetkan pembangunan 1,2 juta rumah hingga 2029, serta menggelontorkan sebesar AU$10 miliar untuk mendukung pembelian rumah bagi warganya.
“Meskipun angka ini jauh lebih kecil dari target Presiden Prabowo, populasi kami juga jauh lebih kecil. Tapi, faktanya ini merupakan komitmen perumahan terbesar yang dibuat oleh Pemerintah Australia sejak Perang Dunia Kedua,” jelasnya.
Namun, Gita memastikan tersedianya pasokan perumahan yang cukup dan terjangkau tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah pusat dan daerah serta sektor swasta.
|Baca juga: Investor Diminta Tidak Menyerahkan Sepenuhnya Keputusan Investasi kepada AI
|Baca juga: Rekomendasi Saham Pilihan untuk Cari Cuan saat Geopolitik Kian Memanas
Ia menyebutkan adanya peluang besar bagi kedua negara untuk saling belajar dan berbagi pengalaman dalam mengatasi persoalan perumahan ini. Menurutnya kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Australia telah terbentuk selama ini, termasuk dalam kolaborasi bersama Bank Dunia.
“Hubungan bilateral yang sangat erat dibangun dari kepercayaan yang sangat mendasar dan juga berusaha untuk menyelesaikan permasalahan bersama-sama. Kerja kami dalam Bank Dunia merupakan contoh yang luar biasa dari kerja sama itu,” pungkasnya.
Editor: Angga Brathadarma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DBS: Hong Kong Jadi Investor Asing Paling Strategis dan Konsisten untuk Indonesia
Selasa, 24 Juni 2025Graha Layar Prima (BLTZ) Raih Pinjaman Rp264 Miliar dari Bank KB Bukopin
Selasa, 24 Juni 2025
