Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga 12 Desember 2023 mengalami defisit sebesar Rp35 triliun atau 0,17 persen dari produk domestik bruto (PDB).
“Dari sisi pembiayaan sampai 12 Desember 2023 kita sudah merealisasikan pembiyaan Rp289,6 triliun. Ini artinya APBN defisit Rp35 triliun atau 0,17 persen,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat, 15 Desember 2023.
Namun demikian, lanjut Sri, angka defisit tersebut masih jauh lebih kecil dari desain defisit awal APBN 2023 yang senilai Rp598,2 triliun.
|Baca juga: Menkeu: APBN Defisit Rp700 Miliar di Oktober 2023
Lebih lanjut Sri menyampaikan, pendapatan negara per 12 Desember 2023 telah mencapai Rp2.553,2 triliun. “Realisasi pendapatan negara 103,66 persen dari target APBN, dan diperkirakan dapat mencapai target Perpres 75/2023 di akhir tahun,” jelasnya.
Di sisi lain Sri Mulyani menyampaikan bahwa, kinerja penerimaan pajak mampu tumbuh positif di tengah penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global.
“Hal ini menunjukkan baiknya penerimaan pajak dalam mengoptimalkan berbagai potensi dari aktivitas ekonomi, yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dan aktivitas pengawasan dalam rangka peningkatan kepatuhan wajib pajak,” kata Sri Mulyani.
Tahun 2023 menjadi tahun ketiga penerimaan pajak mampu mencapai target yang ditetapkan dalam APBN. Pada saat yang sama, pertumbuhan penerimaan pajak yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi membawa penerimaan pajak kembali mencatat Buoyancy Pajak di atas 1, melanjutkan keberhasilan yang sama pada tahun 2021 dan 2022.
“Kinerja yang baik ini didukung berbagai upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam mengoptimalkan penerimaan pajak,” ungkap Sri.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News