1
1

Meski Potensi Resesi Berkurang, Ekonomi AS Diramal Akan Melambat pada 2024

Ilustrasi. Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – AM Best memperkirakan perekonomian AS yang berkinerja lebih baik dari perkiraan pada tahun 2023, akan secara signifikan mengurangi kemungkinan resesi pada tahun 2024. Namun demikian, pertumbuhan masih diperkirakan akan melambat karena berbagai hambatan.

Menurut Laporan Khusus AM Best, “US Economy: Soft Landing May Experience a Bumpy Road,” konsumsi domestik yang kuat menyebabkan pertumbuhan PDB sebesar 2,5% pada tahun 2023, dibantu oleh pasar tenaga kerja yang ketat, pertumbuhan pendapatan riil, dan dampak positif terhadap kekayaan dari pasar perumahan dan saham.

Pengeluaran pemerintah juga berkontribusi terhadap aktivitas ekonomi, berkat disahkannya Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan Undang-undang Chips dan Sains, yang meningkatkan pengeluaran federal. Investasi swasta dan ekspor memberikan hasil yang beragam, namun perekonomian masih berakhir dengan positif, tumbuh sebesar 3,3% secara tahunan pada kuartal keempat, membawa momentum positif memasuki tahun 2024.

|Baca juga: Kuatnya Ekonomi AS dan Ketegangan di Laut Merah Picu Minyak Dunia Melonjak

Laporan tersebut juga mencatat bahwa inflasi terus bergerak turun menuju target Federal Reserve sebesar 2,0% dan kemungkinan akan terus turun di tahun mendatang. Namun, risiko lonjakan inflasi masih tetap ada mengingat kondisi geopolitik yang tidak menentu. Berbagai konflik di seluruh dunia berpotensi mengganggu rantai pasok dan guncangan harga komoditas, sehingga meningkatkan biaya dan menyebabkan inflasi lebih tinggi.

“Ketika The Fed memperketat kebijakan untuk mengendalikan inflasi, pemerintah melakukan belanja fiskal ekspansif dengan defisit fiskal mencapai sekitar 7%-8% dari PDB,” kata Ann Modica, direktur, kriteria pemeringkatan kredit, penelitian dan analisis, AM Best, yang dikutip dalam keterangannya, Sabtu, 17 Februari 2024.

Jika defisit fiskal terus meningkat, jelasnya, suku bunga kebijakan kemungkinan akan tetap lebih tinggi karena dampak inflasi. Selain itu, utang pemerintah menjadi perhatian yang lebih besar, dengan pembayaran bunga hampir dua kali lipat dibandingkan tiga tahun lalu.

Menurut laporan tersebut, suku bunga AS mungkin berada pada atau mendekati puncaknya, dan The Fed memproyeksikan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun 2024. Dengan penurunan suku bunga tersebut, suku bunga hipotek diperkirakan juga akan turun. Namun, kebijakan moneter mungkin masih bersifat restriktif, mengingat dampaknya yang lambat.

Belanja konsumen, yang masih menjadi penggerak utama aktivitas ekonomi AS, kemungkinan besar akan melambat pada tahun 2024. Perkiraan perlambatan ekonomi, berkurangnya tabungan, meningkatnya tingkat utang, dan melemahnya prospek lapangan kerja semuanya berpotensi menyebabkan penurunan konsumsi domestik.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Terus Memantau Perkembangan Investree
Next Post Volta Hadir di IIMS 2024 dengan Inovasi Berkelas

Member Login

or