1
1

BI Bocorkan Ramuan Jitu untuk Perkuat Rupiah, Begini Caranya!

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. | Foto: BI

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menerapkan strategi smart intervention dalam rangka menjaga nilai tukar rupiah. Hal itu dilakukan dengan harapan bisa mempertahankan daya beli masyarakat dan imbasnya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia meski di tengah ketidakpastian.

“Jadi kami lakukan smart intervention walaupun tidak selalu kami akan intervensi. Karena kita melihat rupiah ini terus mengalami penguatan dan terus bergerak,” kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, di Jakarta, Selasa, 20 Mei 2025.

|Baca juga: Aplikator Potong Komisi Ojol, Ketua DPR: Kita Cari Win-win Solution yang Terbaik!

|Baca juga: Bos OJK Blak-blakan tentang Merger Adira Finance dan Mandala Finance

Ia tidak menampik rupiah menjadi tantangan yang sangat besar untuk dijaga agar tidak bergerak secara liar. Sebelumnya mata uang Garuda sempat melemah bersama dengan negara-negara peers. Meski demikian, BI terus melakukan monitor dan melakukan berbagai macam upaya demi menjaga stabilitas.

“Rupiah ini menjadi tantangan yang sangat besar juga. Tapi kita selalu melihat bagaimana rupiah kita ini dengan peers. Dan sebenarnya bukan hanya kita (yang mata uangnya melemah), tapi secara peers (juga melemah). Tapi apa yang terjadi, dolar sekarang ini juga mengalami pelemahan,” tutur Destry.

Hal itu, tambah Destry, karena negara Paman Sam juga sedang mengalami beberapa persoalan termasuk bermasalah dari sisi defisit fiskal dan defisit di neraca perdagangannya. Kondisi yang diperparah dengan pengenaan tarif tinggi pada akhirnya juga membuat lembaga pemeringkat menilai adanya ketidakpastian yang cukup besar di AS.

“Nah ini yang membuat akhirnya dengan kebijakan yang dilakukan di Amerika, tarif yang masih terus bergerak, ini menyebabkan lembaga rating menganggap ketidakpastian di Amerika ini sangat tinggi,” tegasnya.

|Baca juga: Bank Mega Syariah Perkuat Sistem Deteksi Dini Cegah Rekening Dormant

|Baca juga: Aset Tugu Naik Jadi Rp30,1 Triliun hingga Maret 2025 di Tengah Transisi PSAK 117

Kondisi tersebut, masih kata Destry, akhirnya mendorong terjadinya capital outflow dari AS ke instrumen safe haven. “Dan ini tercermin di Indonesia, di mana kita sudah mulai melihat inflow masuk ke SBN dan inflow masuk ke saham. Nah kita lihat kualitas dari rupiah relatif stabil dibandingkan dengan negara lain,” klaimnya.

Destry menilai stabilnya nilai tukar membuat kepercayaan di Tanah Air meningkat dan menjadi dasar bagi pelaku usaha untuk menjalankan bisnisnya. Ini juga yang membuat adanya kepercayaan dan menjadi dasar yang kuat bagi Bapak Ibu sekalian, perusahaan kalau ingin berbisnis yang sangat dibutuhkan adalah stabilitas,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank DKI Dukung Penuh Proses Hukum terkait Kredit di Sritex
Next Post Perlu Dukungan Regulator

Member Login

or