1
1

Neraca Perdagangan Juli Surplus US$4,23 miliar

Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia Juli 2022 mengalami surplus US$4,23 miliar. Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas US$7,31 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$3,08 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan bahwa ekspor pada Juli secara bulanan turun 2,20 sebesar US$25,57 miliar. Namun meski begitu, ekspor masih naik secara year on year (yoy). “Secara year on year terjadi peningkatan sebesar 32,03 persen,” katanya dalam jumpa pers secara daring, Senin, 15 Agustus 2022.

Ekspor nonmigas Juli 2022 mencapai US$24,20 miliar, turun 1,64 persen dibanding Juni 2022, dan naik 31,58 persen dibanding ekspor nonmigas Juli 2021. Menurut Setianto, penurunan ekspor secara bulanan, disebabkan oleh turunnya ekspor non migas yang ditopang oleh ekspor besi dan baja yang turun 11,51 persen, timah turun 54 persen, dan nikel turun 15,53 persen.

|Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2022 Surplus 5,09 Miliar USD

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2022 mencapai US$166,70 miliar atau naik 36,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$157,55 miliar atau naik 36,45 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Juli 2022 terhadap Juni 2022 terjadi pada komoditas besi dan baja sebesar US$257,4 juta (11,51 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$354,2 juta (6,86 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juli 2022 naik 24,62 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 14,93 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 104,59 persen.

Ekspor nonmigas Juli 2022 terbesar adalah ke China yaitu US$5,03 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,51 miliar dan India US$2,26 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 40,50 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,68 miliar dan US$1,88 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juli 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$22,53 miliar (13,52 persen), diikuti Kalimantan Timur US$19,67 miliar (11,80 persen) dan Jawa Timur US$14,86 miliar (8,92 persen).

Sementara itu, nilai impor pada Juli 2022 sebesar US$21,35 miliar. Secara persentase meningkat 1,64 persen dibanding bulan lalu. “Kalau kita bandingkan dengan periode yang sama dengan periode lalu Juli 2022 dengan Juli 2021. Secara total impor kita US$21,35 miliar US$ ini meningkat 39,86 persen dibandingkan Juli 2021 secara yoy yang nilainya US$15,26 miliar,” jelas Setianto.

|Baca juga: Realisasi Belanja Negara per Juli 2022 Mencapai 46,5% dari Pagu

Impor migas Juli 2022 senilai US$4,46 miliar, naik 21,30 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 148,38 persen dibandingkan Juli 2021. Impor nonmigas Juli 2022 senilai US$16,89 miliar, turun 2,53 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 25,41 persen dibandingkan Juli 2021.

Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 adalah logam mulia dan perhiasan/permata US$193,7 juta (62,51 persen). Sedangkan penurunan terbesar adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya US$175,6 juta (6,28 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2022 adalah China US$38,02 miliar (33,47 persen), Jepang US$9,85 miliar (8,67 persen), dan Thailand US$6,78 miliar (5,97 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$19,69 miliar (17,33 persen) dan Uni Eropa US$6,32 miliar (5,56 persen).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Juli 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$734,3 juta (7,05 persen), bahan baku/penolong US$26.153,7 juta (32,43 persen), dan barang modal US$4.339,1 juta (28,48 persen).

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi Sinar Mas Membayar Klaim Asuransi Marine Cargo Senilai US$51.570,22
Next Post CIMB Niaga Syariah dan Asbisindo Dukung Penghapusan Kewajiban Spin Off UUS di RUU P2SK

Member Login

or